26.09.2015 Views

HTTP://WWW.TEMPOINTERAKTIF.COM

Jejak hitam hakim TIPIKOR daerah - Home Page

Jejak hitam hakim TIPIKOR daerah - Home Page

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

LIPUTAN KHUSUS<br />

Indonesianis<br />

MATANYA menerawang<br />

ketika bernostalgia<br />

tentang<br />

Indonesia. Hein<br />

Steinhauer selalu<br />

senang jika diajak mengenang kisah<br />

petualangannya di sekitar Kepulauan<br />

Alor atau Pulau Letti saat ia meneliti<br />

bahasa setempat. Ahli bahasa<br />

Austronesia kelahiran Amsterdam<br />

pada 1943 ini menghabiskan banyak<br />

tahun di Indonesia hingga bisa<br />

ikut berpartisipasi menelurkan Kamus<br />

Besar Bahasa Indonesia edisi<br />

keempat. Ia pernah bekerja di Pusat<br />

Bahasa di Jakarta dan ikut menjadi<br />

bagian dari tim yang membentuk<br />

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia<br />

pada 1988.<br />

Di salah satu ruang di kediamannya<br />

yang asri, sebuah perpustakaan<br />

didedikasikan untuk buku-buku<br />

Indonesia. Steinhauer mengoleksi<br />

hampir semua karya sastra Indonesia,<br />

klasik ataupun kontemporer.<br />

Salah satu koleksinya adalah buku<br />

berjudul Tuanku Rao, yang ditulis<br />

Mangaradja Onggang Parlindungan.<br />

”Saya suka sekali membaca buku<br />

ini, penuh humor dan cerdas. Dulu<br />

kan buku ini dilarang beredar di Indonesia,”<br />

kata Steinhauer.<br />

Pengetahuannya yang luas tentang<br />

bahasa dan sastra Indonesia<br />

serta bahasa etnis lainnya di Indonesia<br />

membawa Hein akhirnya<br />

mengajar di Universitas Amsterdam<br />

Jurusan Indonesia, kemudian<br />

di Universitas Leiden Jurusan Bahasa<br />

dan Sastra serta Universitas<br />

Radboud, Nijmegen, Belanda. Sayang,<br />

karier mengajarnya di bidang<br />

bahasa Indonesia harus berakhir di<br />

Universitas Amsterdam dan Universitas<br />

Leiden pada 2005. ”Jurusan<br />

saya sudah tidak punya peminat,”<br />

katanya lirih.<br />

Boleh dikatakan selama ini Belanda<br />

menjadi salah satu pusat studi<br />

bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa<br />

etnis di Nusantara. Hal ini lebih<br />

karena hubungan sejarah. Ingatan<br />

kita bisa balik ke sosok Snouck Hurgronje,<br />

penasihat pemerintah Belanda<br />

pada zaman kolonial. Pada<br />

umur 27 tahun, ia berangkat ke Mekah,<br />

bermukim di sana selama dua<br />

tahun, dan menghasilkan dua jilid<br />

buku tentang Mekah. Pada 1889, ia<br />

Hein<br />

Steinhauer di<br />

perpustakaannya<br />

yang dipenuhi<br />

buku-buku<br />

Indonesia.<br />

Hein dan Pensiun<br />

Dini di Leiden<br />

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI UNIVERSITAS LEIDEN DITUTUP. JURUSAN INI<br />

PERNAH MENGHASILKAN PENELITI BESAR BELANDA YANG MENGUASAI BERBAGAI BAHASA<br />

DAN AKSARA NUSANTARA, DARI JAWA KUNO, ALOR, SAMPAI BUGIS KUNO.<br />

pergi ke Hindia Belanda menjadi<br />

penasihat pemerintah untuk bahasa<br />

Timur dan hukum Islam. Ia tinggal<br />

di Aceh dan mengeluarkan buku<br />

soal Aceh. Pada 1898, ia diangkat<br />

menjadi penasihat urusan bumiputra<br />

dan Arab. Pada 1906, ia balik<br />

ke Belanda dan menjadi guru besar<br />

Leiden hingga 1927. Hurgronje meninggal<br />

pada 1936 di usia 79 tahun.<br />

”Bisa disebut, Snouck Hurgronje<br />

pelopor kajian Indonesia,” kata Roger<br />

Tol, 61 tahun, Direktur Koninklijk<br />

Instituut voor Taal-, Land- en<br />

Volkenkunde (KITLV) Jakarta. Tol,<br />

yang merupakan ahli teks-teks Bugis<br />

dan Melayu, mengatakan selanjutnya<br />

di Belanda tumbuh generasi<br />

yang mengkaji bahasa, arkeologi,<br />

dan masyarakat Indonesia, dari G.<br />

W.J. Drewes, J. Pigeaud, De Graff,<br />

Stutterheim, Bernard Kemper,<br />

sampai W.F. Wertheim. ”Ada yang<br />

namanya Van der Truk. Dia Austronesianis.<br />

Dia menyusun kamus<br />

besar bibliografi setebal lebih dari<br />

1.000 halaman,” katanya. Tol ingat<br />

pernah menjadi asisten pakar bahasa<br />

bernama Petrus van Heuven.<br />

”Dia menguasai semua bahasa Sumatera,<br />

dari bahasa Melayu sampai<br />

Aceh. Saya jadi asistennya menyu-<br />

98 | TEMPO 20 NOVEMBER 2011

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!