26.09.2015 Views

HTTP://WWW.TEMPOINTERAKTIF.COM

Jejak hitam hakim TIPIKOR daerah - Home Page

Jejak hitam hakim TIPIKOR daerah - Home Page

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

LIPUTAN KHUSUS<br />

Indonesianis<br />

Peter Carey di<br />

ruang bengkel<br />

Jakarta School<br />

of Prosthetics<br />

and Orthotics,<br />

Cilandak Barat,<br />

Jakarta Selatan.<br />

Peter Carey<br />

Dari Diponegoro<br />

sampai Kaki Palsu<br />

AHLI PERANG JAWA, PETER CAREY, MEMILIKI SEKOLAH PEMBUATAN<br />

KAKI PALSU DI CILANDAK, JAKARTA SELATAN. BAGIAN DARI MINATNYA<br />

MENGKAJI SEJARAH ASIA TENGGARA.<br />

DENTUM palu, suara<br />

kikir, dan bau lelehan<br />

timah menyeruak<br />

di salah satu ruang<br />

bengkel Jakarta<br />

School of Prosthetics and Orthotics,<br />

Cilandak Barat, Jakarta Selatan, pekan<br />

lalu. Dua belas mahasiswa tingkat<br />

akhir tampak sedang mengerjakan<br />

kaki palsu yang terbuat dari<br />

plastik dan polypropylene.<br />

Di ruang berukuran 6 x 8 meter<br />

itu tampak bahan berserakan: mur,<br />

baut, penjepit besi, gipsum, lem, dan<br />

lainnya. Sebuah papan pengumuman,<br />

papan penugasan, berada di sisi<br />

belakang ruangan. Sedangkan di<br />

sisi dinding lain tergantung belasan<br />

baju bengkel berwarna putih dan<br />

biru. Tiga dosen ekspatriat terlihat<br />

telaten membimbing pembuatan<br />

kaki plastik yang mereka kerjakan.<br />

Itulah suasana sehari-hari sekolah<br />

pembuatan kaki palsu yang didirikan<br />

pada 2009 oleh sejarawan<br />

Peter Carey. Mungkin ini satu-satunya<br />

sekolah kaki palsu di Indonesia.<br />

Menarik bagaimana Peter, Indonesianis<br />

asal Inggris itu, memiliki minat<br />

mendirikan sekolah pembuatan<br />

kaki palsu.<br />

Dalam beberapa tahun terakhir,<br />

ia memang terlibat dalam kerja sosial.<br />

Ia mulanya bergabung di Yayasan<br />

Oxfam untuk mengurus perdamaian<br />

di wilayah Kamboja-Thailand.<br />

Ia melihat betapa di Kamboja,<br />

karena perang saudara pada 1970-<br />

an, sampai kini banyak orang buntung<br />

yang membutuhkan kaki palsu.<br />

Ia kemudian ikut mendirikan<br />

lembaga The Cambodia Trust.<br />

Peter lalu menemui pemimpin<br />

Kamboja, Hun Sen. Hun Sen meminta<br />

lembaga Peter ikut membersihkan<br />

Kamboja dari ranjau dan<br />

melakukan rehabilitasi. ”Hun Sen<br />

bilang, jika ada hadiah dari dewa,<br />

dua itulah yang diminta,” ujar penyuka<br />

soto Kudus ini. Peter pun<br />

mendirikan klinik Calmette Hospital<br />

di Monivong Boulevard, Phnom<br />

Penh, pada 1992. Di klinik inilah<br />

pembuatan kaki palsu bagi para<br />

korban ranjau darat dilakukan.<br />

Hingga 1997 mereka menerima<br />

murid dari berbagai negara, termasuk<br />

dari Indonesia.<br />

Produk kaki palsu buatan The<br />

Cambodian Trust juga dikirim untuk<br />

penderita cacat di Sri Lanka, Filipina,<br />

dan Indonesia. ”Di Indonesia<br />

ternyata juga banyak orang buntung,<br />

makanya saya juga mendirikan<br />

sekolah ini di sini,” kata Peter.<br />

❖ ❖ ❖<br />

Peter Carey, kita ketahui, adalah<br />

sejarawan yang tertarik meneliti<br />

sejarah perang Jawa, terutama<br />

sejarah perlawanan Diponego-<br />

FOTO-FOTO: DWIANTO WIBOWO<br />

114 | TEMPO 20 NOVEMBER 2011

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!