06.04.2013 Views

Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kesejahteraan masyarakat NTT yang diukur berdasarkan human development index<br />

(HDI) menempati ranking ke-24 baik pada 1996 maupun 1999 . Dengan berbagai<br />

keterbatasan yang ada, sektor pertanian (perkebunan <strong>dan</strong> peternakan) tetap<br />

merupakan lapangan usaha yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat<br />

NTT, karena relatif tidak membutuhkan keterampilan <strong>dan</strong> keahlian khusus.<br />

Masyarakat NTT sangat pluralis, memiliki keragaman bahasa, suku, agama, sistem nilai<br />

<strong>dan</strong> tradisi yang kaya dengan nilai-nilai estetika. Apabila tingkat toleransi yang tinggi<br />

tetap terpelihara sehingga interaksi sosial di antara masyarakat dapat tetap terjaga, hal<br />

ini akan merupakan potensi lain yang dapat dijadikan basis pengembangan sosialekonomi<br />

masyarakat. Namun sebaliknya apabila interaksi sosial tidak dilandasi toleransi<br />

tinggi, maka potensi tersebut akan menjadi sumber konflik yang dapat menggagalkan,<br />

bukan hanya tujuan pembangunan ekonomi, tetapi juga tujuan berbangsa. Akhir-akhir ini<br />

kehidupan sosial-ekonomi masyaratkat NTT banyak dipengaruhi, untuk tidak<br />

mengatakan diganggu, oleh datangnya pengungsi asal Timor-Timur.<br />

Tabel 2. Luas wilayah, penduduk, <strong>dan</strong> administrasi<br />

pemerintahan di NTT, 1999<br />

Wilayah<br />

(Propinsi/Kabupaten)<br />

Luas<br />

Wilayah<br />

(km 2<br />

)<br />

Jumlah<br />

Penduduk<br />

(jiwa)<br />

Kepadatan<br />

Penduduk/<br />

km 2<br />

Jumlah<br />

Kabupaten/Kota<br />

Jumlah<br />

Keca-<br />

Matan<br />

Jumlah<br />

Desa/<br />

Kelurahan<br />

Propinsi NTT 47.349,9 3.929.039 83 13/1 124 2.516<br />

--Kabupaten Sumba Timur 7.000,5 186.185 27 -/- 11 131<br />

----Kecamatan Pandawai 621,5 18.470 30 -/- - 9<br />

------Desa Mbatakapidu 48,2 1.658 34 -/- - -<br />

Sumber: -Program Pembangunan <strong>Daerah</strong> Pemerintah Propinsi NTT, Tahun 2000-2004.<br />

-Sumba Timur Dalam Angka, 2000.<br />

Secara administratif wilayah Propinsi NTT terbagi atas 13 kabupaten, 1 kota, 124<br />

kecamatan, 2.207 desa <strong>dan</strong> 309 kelurahan. Kabupaten Sumba Timur adalah daerah di<br />

Propinsi NTT yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini. Luas wilayahnya<br />

tercatat sekitar 7,0 ribu km 2 (14,8% dari luas wilayah Propinsi NTT) merupakan<br />

kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Kupang, yang terbagi atas 11 kecamatan<br />

<strong>dan</strong> 131 desa/kelurahan. Pada 2000, jumlah penduduknya tercatat 186.185 jiwa<br />

dengan kepadatan 27 jiwa/km 2 , merupakan Kabupaten yang mempunyai<br />

kepadatan penduduk paling jarang di NTT. Di Kabupaten Sumba Timur Tim<br />

SMERU juga mengunjungi Kecamatan Pandawai <strong>dan</strong> Desa Mbatakapidu, sebagai<br />

kecamatan <strong>dan</strong> desa sampel.<br />

Dibandingkan dengan kabupaten lain di NTT, produksi beberapa jenis komoditi<br />

pertanian berupa tanaman pangan <strong>dan</strong> perkebunan di Kabupaten Sumba Timur tidak<br />

menonjol. Sebaliknya populasi ternak besar terutama kerbau <strong>dan</strong> kuda yang ada di<br />

kabupaten ini mencapai 22% dari total populasi kedua jenis ternak tersebut di NTT.<br />

3<br />

Sumber: Indonesia Human Development Report 2001, “Toward a New Consensus Democracy and<br />

Human Development in Indonesia, BPS, Bappenas, UNDP, 2001.<br />

5 Lembaga Penelitian SMERU, Januari 2002

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!