Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Tabel 6. Sumber APBD Pemerintah Propinsi NTT TA 1999/2000 – 2001<br />
(Juta Rupiah)<br />
No. U r a i a n<br />
1999/2000 2000 2001<br />
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana<br />
I. Sisa Perhitungan Tahun Lalu 9.588,6 9.533,6 2.076,5 10.461,9 9.391,9<br />
II. Pendapatan Asli <strong>Daerah</strong> 19.667,0 20.490,0 15.148,3 20.063,4 21.588,0<br />
A. Pajak <strong>Daerah</strong> 8.880,0 9.792,5 7.300,0 12.781,3 9.550,0<br />
B. Retribusi <strong>Daerah</strong> 8.299,4 8.169,8 6.105,5 5.267,2 6.827,0<br />
C. Bagian Laba BUMD 100,0 100,0 100,0 4,0 1.700,0<br />
D. Lain-lain Pendapatan 2.387,6 2.427,7 1.642,8 2.010,9 3.511,0<br />
III. Bagi Hasil Pajak 5.105,0 8.660,4 5.265,0 8.815,3 5.265,0<br />
IV. Bagi Hasil Bukan Pajak 2.576,0 2.535,3 4.100,0 3.789,4 4.100,0<br />
V. Subsidi <strong>Daerah</strong> Otonom (Dana<br />
Alokasi Umum)<br />
36.786,9 34.834,6 43.825,0 38.214,0 150.933,2<br />
VI. Bantuan Pembangunan 141.677,5 116.806,2 103.972,0 101.928,4 -<br />
Jumlah APBD<br />
(Tidak termasuk UKP)<br />
215.401 192,860 174.387 183,272 191.278<br />
Sumber: Biro Keuangan, Dinas Pendapatan, Propinsi NTT.<br />
Dalam dua SK Menteri Keuangan itu disebutkan bahwa <strong>dan</strong>a tersebut hanya dapat<br />
dipergunakan untuk membiayai Belanja Pegawai <strong>dan</strong> Belanja Rutin Non-Pegawai.<br />
Dana bantuan ini bukan merupakan tambahan DAU sebagaimana telah ditetapkan<br />
dalam Keppres No. 181 Tahun 2000. Sementara itu, <strong>dan</strong>a Bantuan Perlakuan Khusus<br />
diberikan kepada beberapa daerah dengan pertimbangan antara lain mengalami beban<br />
tambahan sebagai akibat bencana alam, kerusuhan, menanggulangi pengungsi, serta<br />
karena kebutuhan lain yang mendesak <strong>dan</strong> prioritas. Penggunaan <strong>dan</strong>a bantuan<br />
ditetapkan berdasarkan kriteria:<br />
1. Untuk keperluan belanja rutin non pegawai.<br />
2. Disalurkan melalui propinsi untuk kebutuhan propinsi/kabupaten/ kota.<br />
3. Bantuan ditetapkan berdasarkan SK Gubernur atas dasar kesepakatan antara<br />
gubernur dengan bupati <strong>dan</strong> walikota.<br />
Dengan a<strong>dan</strong>ya tambahan dua jenis <strong>dan</strong>a tersebut maka total <strong>dan</strong>a yang diterima<br />
Pemprop NTT dari pemerintah pusat untuk TA 2001 berjumlah Rp286 milyar. Di luar<br />
<strong>dan</strong>a ini, Sekda <strong>dan</strong> Kepala Biro Keuangan Propinsi NTT menyatakan bahwa<br />
pemerintah pusat juga telah memberikan <strong>dan</strong>a pembantuan sebesar Rp43 milyar.<br />
Dana lain yang masuk ke NTT adalah <strong>dan</strong>a dekonsentrasi sektor pendidikan yang<br />
jumlahnya mencapai Rp51 milyar. A<strong>dan</strong>ya kenyataan bahwa alokasi DAU yang<br />
diterima jauh lebih kecil dari <strong>dan</strong>a aktual yang diterima NTT, mengisyaratkan bahwa<br />
transfer <strong>dan</strong>a dari pusat untuk daerah seperti NTT tidak bisa hanya didasarkan pada<br />
formula baku yang berlaku (untuk daerah lain). Untuk itu kalangan pejabat Pemprop<br />
NTT umumnya mengusulkan agar pada TA berikutnya DAU yang dialokasikan ke<br />
daerah ini seharusnya didasarkan pada formula khusus. Cara ini akan memungkinkan<br />
NTT mendapatkan <strong>dan</strong>a yang lebih besar sesuai dengan kebutuhannya. Usulan ini<br />
dikemukakan mengingat posisi NTT merupakan daerah yang memiliki garis pantai<br />
yang terbuka dengan pengamanan rendah <strong>dan</strong> berbatasan langsung dengan dua negara,<br />
22 Lembaga Penelitian SMERU, Januari 2002