06.04.2013 Views

Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hubungan dengan eksekutif. Anggota dewan selalu sadar bahwa dewan secara institusi<br />

tidak boleh konfrontatif dengan eksekutif, karena hal itu akan mempersulit pemda<br />

dalam menjalankan pemerintahan. Namun demikian, anggota dewan juga mengharap<br />

agar bupati jangan terlalu “kuat”, atau dominan, karena akan makin menekan <strong>dan</strong><br />

mengurangi “keberanian” dewan. Pihak eksekutif harus memberdayakan dewan agar<br />

menjadi partner yang efektif.<br />

Terkait dengan masalah hubungan DPRD dengan eksekutif, Tim SMERU menilai<br />

bahwa PP No. 110, 2000 tidak konsisten dengan pasal dalam UU No. 22, 1999 yang<br />

mengatur tentang gaji <strong>dan</strong> kemandirian dewan. PP No. 110, 2000 menetapkan bahwa<br />

gaji ketua DPRD adalah 60% dari gaji bupati. Kebijakan ini tidak adil <strong>dan</strong> dapat<br />

ditafsirkan bahwa dewan lebih rendah daripada eksekutif. Hal ini seharusnya tidak perlu<br />

diatur oleh pusat, biarkan daerah menentukansendiri sesuai dengan kesepakatan bersama.<br />

Pengawasan. Pengawasan adalah salah satu fungsi DPRD yang terpenting di daerah,<br />

tetapi anggota dewan merasa tidak berdaya karena beberapa faktor, antara lain:<br />

1. Ba<strong>dan</strong> pengawas daerah hanya melaporkan hasil temuannya kepada bupati,<br />

sementara DPRD tidak mendapatkan informasi yang jelas. Untuk itu dewan<br />

mengharapkan agar laporan ba<strong>dan</strong> pengawas daerah juga diberikan kepada DPRD<br />

untuk dibahas. Dengan demikian, dapat diharapkan ada tindak lanjut dari hasil<br />

temuan tersebut.<br />

2. Bantuan luar negeri yang masuk ke daerah lewat dinas teknis <strong>dan</strong> LSM tidak<br />

diketahui oleh DPRD. Karena itu, jika ada masalah dengan LSM yang tidak benar,<br />

DPRD tidak dapat membantu memecahkan masalahnya. Untuk itu, dewan perlu<br />

memperoleh informasi tentang LSM yang mendapatkan bantuan dari pihak luar.<br />

3. Sulit melakukan pengawasan di tingkat desa karena jumlah desa terlalu banyak <strong>dan</strong><br />

lokasinya terpencar. Tetapi dengan a<strong>dan</strong>ya BPD, maka lembaga ini dapat<br />

bekerjasama dengan dewan agar dewan juga dapat melakukan pengawasan atas<br />

kegiatan pemda di desa. Keadaan ini tidak menyalahi aturan karena BPD juga<br />

memiliki fungsi pengawasan atas kepala desa.<br />

Pendapat DPRD Tentang <strong>Pelaksanaan</strong> <strong>Otonomi</strong> <strong>Daerah</strong><br />

1. Meskipun otonomi daerah sudah berjalan sembilan bulan, tetapi masyarakat belum<br />

biasa menggunakan partai dalam menyalurkan aspirasinya. Kelompok-kelompok<br />

masyarakat masih lebih memilih untuk menggunakan jalur hirarki pemerintahan,<br />

mulai dari pemerintah desa, kecamatan <strong>dan</strong> kabupaten. Mereka mengadu ke DPRD<br />

kalau mengalami kebuntuan di jalur tersebut. Komunikasi dengan penduduk masih<br />

sulit dilakukan secara terbuka, karena keterampilan <strong>dan</strong> pendidikan rakyat belum<br />

cukup memadai. Anggota dewan mencari sendiri aspirasi masyarakat dengan<br />

caranya masing-masing, tidak melalui partai yang mereka wakili. Karena kesulitan<br />

<strong>dan</strong>a <strong>dan</strong> tenaga, partai belum dapat melakukan pengumpulan aspirasi langsung<br />

dari masyarakat. Golkar sebagai partai besar masih sulit melakukan hal itu, apalagi<br />

partai lain yang kecil.<br />

39 Lembaga Penelitian SMERU, Januari 2002

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!