06.04.2013 Views

Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tabel 10. Struktur penerimaan APBD Kabupaten Sumba Timur,<br />

TA 1999/2000-2001 (Juta Rupiah)<br />

No. U r a i a n<br />

1999/2000 2000 2001<br />

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana<br />

I. Sisa Perhitungan Tahun Lalu 3.292,6 3.292,6 2.743,3 4.419,5 1.555,7<br />

II. Pendapatan Asli <strong>Daerah</strong> 1.700,2 1.475,6 1.552,5 1.515,7 2.332,5<br />

A. Pajak <strong>Daerah</strong> 616,1 485,0 515,4 604,9 722,8<br />

B. Retribusi <strong>Daerah</strong> 707,5 719,1 727,1 554,1 974,8<br />

C. Bagian Laba BUMD 62,0 11,0 70,0 15,0 55,0<br />

D. Lain-lain Pendapatan 314,6 260,6 240,0 341,7 580,0<br />

III. Bagi Hasil Pajak 3.341,4 4.079,1 4.052,6 4.358,1 4.067,7<br />

IV. Bagi Hasil Bukan Pajak 13,5 10,0 13,5 109,0 17,5<br />

V. Subsidi <strong>Daerah</strong> Otonom (DAU) 20.702,8 21.828,5 24.905,6 22.615,9 122.883,7<br />

VI. Bantuan Pembangunan 6.486,1 8.636,1 18.547,0 18.547,0 -<br />

Jumlah APBD (Tidak termasuk<br />

UKP)<br />

35.537 39.322 51.815 51.565 130.857<br />

Sumber: Bagian Keuangan Kabupaten Sumba Timur.<br />

Dengan makin besarnya transfer <strong>dan</strong>a dari pemerintah pusat, maka struktur<br />

penerimaan <strong>dan</strong> jumlah APBD Kabupaten Sumba Timur juga mengalami perubahan<br />

cukup drastis. Total APBD Kabupaten Sumba Timur pada TA 1999/2000 berjumlah<br />

Rp39,3 milyar, kemudian pada TA 2000 meningkat menjadi Rp51,6 milyar, <strong>dan</strong> pada<br />

TA 2001 menjadi lebih dari dua kali lipat dari TA sebelumnya, yaitu Rp130,9 milyar.<br />

Jika sebelum otonomi proporsi APBD yang berasal dari transfer <strong>dan</strong>a pemerintah pusat<br />

hanya sebesar 77,5% (TA 1999/2000) <strong>dan</strong> 79,9% (TA 2000), pada saat otonomi<br />

daerah dimulai proporsinya meningkat menjadi 93,9%. Kondisi demikian dengan<br />

sendirinya memarjinalkan peranan PAD sebagai komponen APBD. Proporsi PAD<br />

terhadap APBD Kabupaten Sumba Timur yang memang kecil, yakni 3,8% (TA<br />

1999/2000) <strong>dan</strong> 2,9% (TA 2000), menjadi lebih kecil lagi, yakni hanya 1,8% (TA 2001).<br />

Di luar konteks <strong>dan</strong>a yang diterima dari pemerintah pusat yang makin besar, Pemkab<br />

Sumba Timur masih melihat beberapa permasalahan berkenaan dengan <strong>dan</strong>a<br />

perimbangan. Untuk itu, dalam Rapat Evaluasi <strong>dan</strong> Pengkajian <strong>Pelaksanaan</strong> <strong>Otonomi</strong><br />

<strong>Daerah</strong> yang diadakan Pemprop NTT, Pemkab Sumba Timur mengusulkan hal-hal<br />

berikut:<br />

1. Percepatan distribusi <strong>dan</strong>a bagi hasil pajak <strong>dan</strong> bukan pajak kepada daerah.<br />

2. Formula pembagian DAU perlu memperhatikan faktor tambahan seperti faktor<br />

geografis (kondisi alam), faktor jarak (keterpencilan), keterbelakangan <strong>dan</strong><br />

perencanaan anggaran yang didasarkan pada “bottom-up planning” melalui hasil<br />

rapat koordinasi di tingkat kabupaten.<br />

3. Perlu kepastian jumlah kegiatan, waktu, distribusi DAK dengan memperhatikan<br />

kesesuaian potensi daerah, atau DAK diperoleh bersamaan dengan DAU agar<br />

daerah dapat merencanakan penggunaannya secara proporsional guna menghindari<br />

penumpukan program/kegiatan pada satu bi<strong>dan</strong>g/sektor tententu.<br />

29 Lembaga Penelitian SMERU, Januari 2002

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!