Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Dalam hadis Abdurrahman ibn ‘Auf disebutkan<br />
bahwa dia bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah<br />
Saw., mengapa engkau menangis, sedangkan<br />
engkau telah melarang kami untuk menangisi kematian?”<br />
Dalam riwayat tersebut ada tambahan, “Sesungguhnya<br />
aku hanya melarang kalian dari dua suara tidak<br />
baik dan para pendosa. Pertama, suara nyanyian hura-hura<br />
(laghw), sia-sia, dan seruling setan. Kedua, suara teriakan<br />
ratapan, hingga memukul-mukul wajah, merobek-robek<br />
baju, dan mendengung bak setan. Adapun tangisan ini<br />
adalah sebuah tanda kasih sayang. Karena, siapa yang<br />
tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.”<br />
Dalam riwayat Mahmud ibn Labid disebutkan, Nabi<br />
Saw. bersabda, “Aku juga hanya manusia biasa.”<br />
Dalam riwayat Abdul Razzaq, dengan sanadnya dari<br />
Makhul disebutkan bahwa Nabi Saw. bersabda, “Aku Aku<br />
hanya hanya melarang melarang orang-orang orang-orang dari dari meratap meratap kematian, kematian, yaitu<br />
yaitu<br />
menyebut-nyebut menyebut-nyebut sesuatu sesuatu yang yang tidak tidak tidak dilakukan dilakukan oleh oleh si si mayat.”<br />
mayat.”<br />
Dalam riwayat Isma‘ili, dia menambahkan kalimat<br />
sumpah (qasam). Maksudnya, demi Allah, air mata yang<br />
pertama keluar diikuti dengan tetesan yang kedua. Atau,<br />
sabda Nabi, sesungguhnya tangisan itu adalah rahmat.<br />
Sabda tersebut mujmal (global). Lalu, diikuti dengan<br />
perinciannya yang lebih spesifik, yaitu, “Mata menangis<br />
... dan seterusnya.” Demikian, riwayat ini dikuatkan oleh<br />
Abdurrahman dan Makhul.<br />
Ibrahim wafat pada usia delapan belas bulan. Pembahasan<br />
mengenai penyusuan Ibrahim terdapat pada<br />
akhir hadis Anas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim<br />
196 Maria Al-Qibthiyah