Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
dan menciumnya. Setelah itu, beliau kemudian<br />
pulang.” 8<br />
Makhul berkata, “Rasulullah Saw. masuk ke<br />
rumahnya sambil bersandar kepada Abdurrahman<br />
ibn ‘Auf. Sementara itu, Ibrahim sedang melalui proses<br />
mengembuskan napasnya yang terakhir. Tatkala<br />
Ibrahim menemui ajalnya (wafat), terlihat air mata<br />
Rasulullah Saw. mengalir karena merasakan sedih.<br />
Abdurrahman berkata kepada Nabi Saw., “Bukankah<br />
engkau melarang orang-orang untuk menangisi<br />
kematian. Saat orang-orang Muslim melihatmu menangis,<br />
mereka akan ikut menangis. Namun, saat<br />
menahannya, engkau pasti akan menitikkan air mata.”<br />
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya, “Sesungguhnya, tetesan tetesan air air mata mata<br />
mata<br />
adalah adalah tanda tanda kasih kasih s ssayang.<br />
s ayang. Siapa Siapa yang yang tidak tidak menyayangi<br />
menyayangi<br />
orang orang lain, lain, makamaka dia dia tidak tidak akan akan disayangi. disayangi. Aku Aku hanya hanya mememelaranglaranglarangorang- orang-orang orangorang dari dari meratapi meratapi kematian, kematian, dan dan menyebutmenyebut-<br />
nyebut nyebut nyebut sesuatu sesuatu sesuatu yang yang belum belum pernah pernah pernah dilakukan dilakukan oleh oleh orang<br />
orang<br />
yang yang yang sudah sudah mati.”<br />
mati.”<br />
Kemudian Rasulullah Saw. melanjutkan sabdanya,<br />
“Kalaulah tidak ada janji Allah yang pasti, jalan<br />
hidup yang harus dilalui, dan sebuah keyakinan bahwa<br />
kita juga akan menyusul orang-orang yang sudah<br />
wafat, maka kita akan merasakan kesedihan yang<br />
lebih dalam. Dengan kematian Ibrahim, kita sangat<br />
bersedih hingga air mata mengalir dan hati berduka.<br />
Buah Cinta Rasulullah Saw. dengan Maria Al-Qibthiyah r.a.<br />
77