You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Sedangkan dalam kalimat (ala tasma‘una), kalimat ini<br />
tidak membutuhkan maf‘ûl (objek), karena posisinya di<br />
sini sebagai fi‘il lâzim. Artinya, apakah kalian sama sekali<br />
tidak mendengarkan? Dalam kalimat ini juga terdapat<br />
makna lain yang berarti pengingkaran dari sebagian<br />
mereka, maka beliau menjelaskan perbedaan keduanya.<br />
11. Lihat pada bab kelahiran Ibrahim.<br />
12. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibn Abi Aufa, dia<br />
berkata, “Putra Nabi Saw. (Ibrahim) meninggal dunia<br />
ketika masih kecil. Seandainya setelah Nabi Muhammad<br />
itu akan diutus seorang nabi lagi, maka dialah yang akan<br />
menjadi penggantinya. Namun setelah wafatnya Nabi<br />
Muhammad Saw., tidak akan ada nabi lagi setelahnya.”<br />
Ibn Abi Aufa, seperti yang telah disebutkan oleh Imam<br />
Al-Bukhari dalam Fath Al-Bâri, dia adalah Abdullah Al-<br />
Shahabiy, anak dari salah seorang sahabat.<br />
Dalam kalimat, ra’aitu ibrâhîm ibn al-nabiy shallâllâhu<br />
‘alaihi wa sallam mâta shaghîrân (aku melihat Ibrahim<br />
ibn Muhammad wafat ketika dia masih kecil), terdapat<br />
sebuah jawaban yang berbentuk isyarat dari sebuah<br />
pertanyaan yang kemudian dijelaskan dengan menambahkan<br />
sebuah kalimat di dalamnya. Seakan kalimat tersebut<br />
berbunyi, na‘am ra’aituhu lâkin matâ shaghîrân.<br />
Dalam kalimat (wa lau qudhiya an yakûna ba‘da<br />
Muhammad nabiyyun ‘âsya ibnuhu Ibrahim wa lâkin lâ<br />
nabiyya ba‘dahu) seperti inilah Abdullah ibn Abi Aufa<br />
menyebutkan dalam riwayatnya. Semua ini bukan sebatas<br />
pendapat dari seorang saja, melainkan para sahabat<br />
telah banyak meriwayatkannya. Ibn Majah dengan<br />
sanadnya dari Ibn Abbas r.a., dia berkata, “Ketika putra<br />
200 Maria Al-Qibthiyah