09.05.2013 Views

yllOy

yllOy

yllOy

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Wahai putraku, Ibrahim, kalaulah kematian ini<br />

bukan perkara yang pasti (haq), lalu tidak ada janji<br />

yang benar, tidak ada jalan yang harus ditempuh,<br />

dan tidak ada keyakinan bahwa kami juga pasti akan<br />

mengalami kematian kelak, niscaya aku akan merasakan<br />

kesedihan yang lebih dalam dari saat ini.<br />

Sesungguhnya, kita sangat bersedih karena kematianmu.<br />

Mata ini akan meneteskan air mata, dan hati<br />

ini akan bersedih, tetapi kami tidak akan mengucapkan<br />

kata-kata yang akan membuat Allah murka.” 10<br />

‘Atha’ berkata, “Ketika putra Nabi Saw. (Ibrahim)<br />

wafat, beliau bersabda, ‘Sesungguhnya hati ini akan<br />

bersedih, mata akan menangis, dan kami tidak akan<br />

mengucapkan perkataan yang dapat membuat Allah<br />

murka. Seandainya kematian ini bukanlah sebagai<br />

janji yang pasti, dan kalaulah tidak ada keyakinan<br />

bahwa terdapat hari penghimpunan kelak, maka<br />

kalian akan melihat kami lebih bersedih dari saat<br />

ini.’”<br />

Diriwayatkan juga bahwa Rasulullah Saw. menangisi<br />

putranya, Ibrahim, wafat. Sedangkan Usamah<br />

ibn Zaid berteriak-teriak atas wafatnya Ibrahim. Lalu,<br />

Nabi melarangnya. Namun, Usamah beralasan,<br />

“Karena aku melihatmu menangis, wahai Rasulullah.”<br />

Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Menangis “Menangis ada- adaadalah lah lah bukti bukti bukti kasih kasih sayang. sayang. Sedangkan Sedangkan Sedangkan teriakan teriakan teriakan itu itu dari dari setan.”<br />

setan.”<br />

Buah Cinta Rasulullah Saw. dengan Maria Al-Qibthiyah r.a.<br />

79

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!