02.07.2013 Views

Kata Kunci

Kata Kunci

Kata Kunci

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

a. Seleksi Mengarah<br />

Pada seleksi alami ini terjadi seleksi terhadap suatu variasi sifat pada<br />

populasi yang menyebabkan perubahan frekuensi sifat menuju sifat tertentu.<br />

Seleksi mengarah mengakibatkan frekuensi alel akan mengarah pada salah<br />

satu ciri. Perubahan ini merupakan respons terhadap keadaan lingkungan.<br />

Akibat dari seleksi tersebut, terjadi perubahan frekuensi alel ke salah satu<br />

keadaan homozigot.<br />

Contohnya, pada populasi ular bandotan. Ular ini terdiri atas dua<br />

fenotipe. Satu fenotipe bergaris, sedangkan fenotipe yang satunya lagi<br />

berbercak-bercak. Oleh karena hidup di daerah yang beralang-alang maka<br />

ular bandotan yang berfenotipe bergaris memiliki kemampuan yang baik<br />

untuk menghindar dari predatornya. Bandingkan dengan ular yang<br />

bandotan yang berbercak-bercak. Akibatnya, untuk beberapa waktu, di daerah<br />

tersebut hanya dapat ditemukan ular bandotan yang bergaris.<br />

Kondisi sebaliknya ditemukan di daerah yang tidak beralang-alang, tetapi<br />

berbatu kerikil. Pada daerah berbatu kerikil ini, ular bandotan berbercakbercak<br />

lebih mendominasi. Mengapa demikian?<br />

b. Seleksi Stabilisasi<br />

Pada seleksi stabilisasi, sifat yang paling umum merupakan sifat yang<br />

lebih mampu bertahan hidup. Sifat yang tidak umum (ekstrim) akan selalu<br />

terkena seleksi. Misalnya, ada fenotipe siput kuning (alel homozigot) dan<br />

siput cokelat tua (alel homozigot). Siput heterozigot memiliki warna cokelat<br />

seperti tanah. Oleh karena warna kuning dan cokelat tua terlihat mencolok<br />

maka predator (burung) akan lebih banyak memangsa siput warna kuning<br />

dan cokelat tua. Bagaimana dengan siput yang berwarna cokelat seperti<br />

tanah (heterozigot)?<br />

Oleh karena siput yang berwarna cokelat seperti tanah adalah heterozigot<br />

maka pada generasi berikutnya akan dihasilkan kembali siput berwarna<br />

kuning dan cokelat tua. Dengan demikian frekuensi alelnya akan selalu tetap<br />

mendekati 25% kuning, 50% cokelat tanah, dan 25% cokelat tua.<br />

a Seleksi Mengarah b Seleksi Stabilisasi c Seleksi Disruptif<br />

Jumlah individu<br />

a. Rentang Populasi waktu ke-1<br />

b. Rentang Populasi waktu ke-2<br />

c. Rentang Populasi waktu ke-3<br />

Jumlah individu<br />

a. Rentang Populasi waktu ke-1<br />

b. Rentang Populasi waktu ke-2<br />

c. Rentang Populasi waktu ke-3<br />

Jumlah individu<br />

Gambar 7.10<br />

Macam-macam seleksi alam<br />

pada populasi kupu-kupu<br />

meliputi (a) seleksi mengarah,<br />

(b) seleksi stabilisasi, dan<br />

(c) seleksi disruptif.<br />

Seleksi manakah yang dapat<br />

menghasilkan spesies baru?<br />

a. Rentang Populasi waktu ke-1<br />

b. Rentang Populasi waktu ke-2<br />

c. Rentang Populasi waktu ke-3<br />

Sumber: Biology: The Unity & Diversity of Life, 1995<br />

Evolusi 135

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!