Menuju Pembangunan Damai: Membangun Kohesi Sosial ... - UNDP
Menuju Pembangunan Damai: Membangun Kohesi Sosial ... - UNDP
Menuju Pembangunan Damai: Membangun Kohesi Sosial ... - UNDP
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Konflik, <strong>Kohesi</strong> <strong>Sosial</strong> dan Perdamaian di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara<br />
Kata Pengantar<br />
Unit Pencegahan Krisis dan Pemulihan (Crisis Prevention and Recovery Unit/CPRU) yang<br />
bernaung di bawah United Nations Development Programme (<strong>UNDP</strong>) Indonesia telah aktif di<br />
Maluku Utara dan Maluku selama tiga tahun terakhir ini. Kegiatan utama meliputi prakarsaprakarsa<br />
pemulihan multisektoral untuk melengkapi upaya Pemerintah Republik Indonesia,<br />
melakukan pemulihan pasca-konflik, pembangunan perdamaian jangka panjang, dan<br />
pembangunan yang berkelanjutan. <strong>UNDP</strong> juga sedang mengembangkan program tiga tahun<br />
di Sulawesi Tengah dengan tujuan untuk mendukung proses perdamaian, melakukan tindakan<br />
jangka pendek bagi kelompok masyarakat yang rentan, dan merancang program untuk masa<br />
depan melalui kerjasama dengan pemerintah setempat dan masyarakat madani. Di ketiga<br />
provinsi tersebut <strong>UNDP</strong> bekerjasama dengan berbagai mitra seperti: pemerintah pada tingkat<br />
Provinsi dan Kabupaten, organisasi-organisasi PBB lainnya, Lembaga Swadaya Masyarakat<br />
Internasional, dan organisasi-organisasi masyarakat madani.<br />
Pada tahun 2004, CPRU bersama dengan Badan Perencanaan dan <strong>Pembangunan</strong> Nasional<br />
(Bappenas) memulai suatu proses perencanaan untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang<br />
utama bagi pencegahan krisis dan pembangunan perdamaian yang berkelanjutan di daerahdaerah<br />
yang bergejolak di Indonesia. Dari proses tersebut telah diperoleh prioritas-prioritas<br />
fase program selanjutnya, khususnya di tingkat propinsi, serta revisi strategi dan prioritas<br />
Program Pencegahan Krisis dan Pemulihan secara umum. Hasil analisa menunjukkan perlu<br />
adanya penekanan bagi tiga provinsi, yaitu – Maluku Utara, Maluku, dan Sulawesi Tengah -<br />
tempat CPRU/<strong>UNDP</strong> telah mendukung berbagai program sejak tahun 2001. Analisis di tiaptiap<br />
propinsi memiliki tiga komponen, yaitu (i) lokakarya multi-pemangku kepentingan<br />
(multistakeholder) tingkat propinsi, (ii) penelitian yang mencakup tinjauan pustaka, survei<br />
persepsi lokal serta studi kasus, dan (iii) kajian tematis atas aspek-aspek utama pencegahan<br />
krisis dan pembangunan perdamaian yang telah diidentifikasi. Kajian-kajian tingkat propinsi<br />
yang diamanatkan oleh <strong>UNDP</strong> mencakup isu-isu tematis tentang; (a) pembangunan ekonomi<br />
daerah dan pengelolaan sumber daya alam, (b) tata pemerintahan daerah yang demokratis, (c)<br />
media massa dan informasi, (d) kohesi sosial dan pemuda, serta (e) perempuan dan gender.<br />
Kesimpulan utama kajian-kajian tersebut dirangkum dalam makalah sintesis, dan bersama<br />
dengan semua laporan tematis lainnya dapat dilihat di website <strong>UNDP</strong> Indonesia<br />
www.undp.or.id.<br />
Kajian tematis berikut membahas isu kohesi sosial, konflik, dan pembangunan perdamaian di<br />
daerah Poso Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Sebagian besar bahan diambil dari tiga<br />
kajian dan laporan yang diselesaikan di bulan Juli 2004. Laporan-laporan tersebut adalah<br />
<strong>Kohesi</strong> <strong>Sosial</strong> dan Rekonsiliasi di Sulawesi Tengah oleh Konrad Huber, Dr. Christian<br />
Tindjabate dan Darwis Waru; <strong>Kohesi</strong> <strong>Sosial</strong> dan Rekonsiliasi di Maluku Utara oleh Rob<br />
Watson, Arifah Rahmawati, Rasdiana Amaya dan Farida Indriani; dan Pemuda di Maluku<br />
Utara Pascakonflik oleh Yuliati Umrah. Para penulis mengucapkan terima kasih kepada<br />
mereka yang telah membantu pelaksanaan kajian ini dan memberikan waktu untuk berbicara<br />
dengan tim pengkaji di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.<br />
<strong>UNDP</strong> mengucapkan terima kasih kepada Bappenas dan peer reviewer lainnya. Penelitian ini<br />
terlaksana berkat dukungan dana dari Department for International Development Inggris dan<br />
<strong>UNDP</strong>.<br />
2