27.12.2014 Views

Menuju Pembangunan Damai: Membangun Kohesi Sosial ... - UNDP

Menuju Pembangunan Damai: Membangun Kohesi Sosial ... - UNDP

Menuju Pembangunan Damai: Membangun Kohesi Sosial ... - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Konflik, <strong>Kohesi</strong> <strong>Sosial</strong> dan Perdamaian di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara<br />

menantang – adalah mendorong pendirian atau<br />

perluasan usaha-usaha yang anggotanya terdiri<br />

dari campuran berdasar suku dan agama.<br />

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah<br />

dengan membangun (kembali) Balai Latihan<br />

Kerja atau BLK, yang dikelola oleh<br />

Departemen Tenaga Kerja, di tempat-tempat<br />

strategis. Institusi ini dapat berfungsi sebagai<br />

magnet lokal untuk integrasi, seperti di<br />

Pendolo-Pandajaya (yang juga melayani<br />

Pamona Timur dan/atau wilayah barat<br />

Kabupaten Morowali). Rehabilitasi BLK kota<br />

Poso dapat berperan sebagai daerah<br />

penampungan bagi wilayah-wilayah Tentena,<br />

kota Poso, dan wilayah-wilayah sekitarnya di<br />

Lage, Tojo, dan Poso Pesisir. Inisiatif semacam<br />

ini berpotensi menjangkau ratusan pemuda dan<br />

menyokong puluhan usaha kecil selama jangka<br />

waktu 2-3 tahun. Perjanjian melalui lembaga<br />

seperti BLK juga dapat dipergunakan sebagai<br />

sarana untuk mengumpulkan para elit lokal<br />

untuk membicarakan proyek bersama yang<br />

akan memberikan keuntungan konkrit kepada<br />

masyarakat mereka. Jelas diperlukan analisis<br />

lebih lanjut dan konsultasi dengan para pemuka<br />

masyarakat, pemerintah lokal, dan pihak lain<br />

yang relevan untuk mengkaji kesesuaian dan<br />

kelayakan inisitiatif semacam ini.<br />

Pendampingan teknis dapat diberikan kepada<br />

Departemen Tenaga kerja untuk membantu<br />

memastikan bahwa BLK yang dibangun<br />

kembali itu tidak mengikuti pendekatan “cara<br />

lama” terhadap pelatihan, kewirausahaan, dan<br />

kerjasama antar kelompok.<br />

Dukungan terhadap Inisiatif<br />

Perdamaian Lokal, cara-cara Konkrit<br />

Ada banyak upaya-upaya inisiatif<br />

masyarakat untuk mengintegrasikan (kembali)<br />

antar lembaga atau lingkungan dan untuk<br />

mendorong peningkatan kerjasama antar<br />

golongan. Analisis lokal lebih lanjut<br />

dibutuhkan untuk memahami kelayakan dan<br />

persyaratan yang lebih persis bagi setiap kasus.<br />

Selanjutnya para agen punya potensi untuk<br />

mendukung perencanaan, pelatihan, dan/atau<br />

membantu mengatasi kendala-kendala material<br />

konkrit dalam upaya pelaksanaannya. Berikut<br />

ini adalah beberapa contoh inisiatif lokal yang<br />

dapat dipertimbangkan untuk diberi dukungan:<br />

• Sekolah dan Pendidikan Terpadu –<br />

Diperlukan analisis lebih lanjut untuk lebih<br />

memahami masing-masing kasus, tetapi<br />

beberapa sekolah dapat dibantu dalam<br />

melakukan integrasi kembali, atau mendirikan<br />

lembaga (sekolah) baru yang terpadu. Usulan<br />

ini meliputi pembangunan SMP antara desadesa<br />

Kristen Sepe, Silanca, dan Bategencu dan<br />

wilayah Muslim di sekitar Toyado. <strong>UNDP</strong><br />

mempunyai pengalaman dalam mensponsori<br />

Sekolah Rekonsiliasi yang dijalankan oleh<br />

Muhammadiyah di Ambon dan World Vision,<br />

dan juga telah mendapatkan hasil-hasil yang<br />

menggembirakan dalam menyokong sekolah<br />

terpadu di Maluku Utara melalui “panitia<br />

pendidikan masyarakat” yang anggotanya<br />

lintas golongan. Selain itu, masyarakat di<br />

Maluku juga telah melihat contoh sukses<br />

adanya pusat-pusat pelatihan komputer dan<br />

kreativitas yang menyediakan kegiatankegiatan<br />

luar sekolah secara terpadu untuk para<br />

remaja.<br />

• Penyatuan Kembali UNSIMAR –<br />

Rektor Universitas sedang menggerakkan<br />

suatu proses bertahap untuk menyatukan<br />

kembali kedua kampusnya – kampus utama di<br />

kota Poso dan kampus “satelit” non formal<br />

yang dibangun untuk para dosen dan<br />

mahasiswa Kristen di Tentena. Penyatuan<br />

kampus rencananya akan dimulai bulan<br />

September 2004 dan mungkin akan<br />

membutuhkan materi atau unsur-unsur yang<br />

lebih abstrak seperti reformasi kurikulum<br />

untuk memperlancar proses ini. Perlu<br />

dipertimbangkan juga untuk memberikan dana<br />

kepada upaya-upaya yang tengah diajukan oleh<br />

organisasi kemahasiswaan Kristen dan Islam<br />

(GMKI, HMI, dan KMII) untuk melaksanakan<br />

pelatihan-pelatihan tentang penyelesaian<br />

konflik dan kegiatan gabungan lainnya.<br />

• Kegiatan Rekreasi dan Kesenian<br />

Gabungan – Dukungan dapat diberikan kepada<br />

inisiatif lokal untuk memanfaatkan olahraga,<br />

rekreasi dan kegiatan pengembangan tim di<br />

alam bebas, serta kesenian, terutama menyanyi<br />

yang bertujuan untuk meningkatkan interaksi<br />

di antara anak-anak, remaja, dan pelatih<br />

dewasa. Secara khusus dapat ditargetkan<br />

“daerah-daerah kantong” yang suku dan<br />

agamanya homogen, seperti Tentena, Kota<br />

Poso, dan desa-desa tertentu (misalnya<br />

komunitas transmigran dari satu suku atau<br />

desa-desa Kristen Mori dan Pamona di<br />

sekitarnya yang kurang mengalami hubungan<br />

sehari-hari dengan umat Islam di pusat-pusat<br />

perkotaan yang lebih besar).<br />

40

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!