You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Sekalipun Angkatan Daratnya masih cukup kuat, tetapi<br />
karena Angkatan Lautnya sudah tidak pernah dibina dan diperbaharui<br />
]agi setelah wafatnya Iskandar Muda, sehingga dalam segala<br />
hal sudah ketinggalan zaman, maka dengan tanpa dikehendaki<br />
pengawasan atas lalu-hntas di Selat Malaka diambil alih oleh angkatan<br />
laut Belanda, dan dengan demikian wilayan-wilayah kerajaan<br />
yang terletak di sebelah menyebelan Selai MelaKa terancam.<br />
Dalam keadaan Angkatan Laut Aceh sudah demikian lumpuhnya,<br />
maka diplomasi Ratu kurang berhasil dalam menghadapi<br />
perundingan-perundingan dengan Belanda.<br />
Wilayah-wilayah kerajaan yang kaya dengan timah di seberang<br />
Selat Malaka, yaitu Perak, Kedah, Pahang dan lain-lain, menjadi<br />
inceran utama V.O.C. Belanda. Demikian pula wilayahwilayah<br />
kerajaan yang terletak di pesisir timur pulau Sumatera,<br />
yaitu Langkat, Deh/Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Siak Seri<br />
Indrapura dan lain-lain, yang kaya dengan bahan mentah, juga<br />
menjadi sasaran utama nafsu penjajahan Belanda.<br />
Untuk mendapat wilayah-wilayah kaya tersebut, Belanda<br />
melakukan bermacam tipudaya; kadang-kadang dengan bujuk<br />
rayu, kadang-kadang dengan gertak, dan seringkali dengan poütik<br />
adu-domba dan hasut-fitnah, dan adakalanya dengan perundingan<br />
dan diplomasi.<br />
Sekalipun kekuatan Aceh sudah menurun, terutama Angkatan<br />
lautnya, namun Ratu Tajul Alam tidak mudah dapat dipaksakan<br />
kemauan Belanda kepadanya, bahkan sermg-sering Ratu bersikap<br />
keras-tegas dalam perundingan di samping diplomasi yang<br />
halus, seperti yang dilukiskan ahli sejarah Muhammad Said :<br />
" soal kenegaraan, termasuk peristiwa Perak, masa<br />
perkunjungan Vlamingh itulah dibicarakan sematang-matangnya.<br />
Vlamingh menceritakan bahwa Belanda terpaksa bertindak tegas di<br />
146