02.06.2013 Views

ACEH_03071

ACEH_03071

ACEH_03071

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Raja Bungsu Naik Takhta<br />

Setelah Iskandar Muda melakukan hukum rajam terhadap<br />

puteranya, yang sedianya akan menggantikan baginda sebagai Sulthan<br />

Aceh, maka tidak ada lagi diantara putera-puteranya yang<br />

berhak menjadi Sulthan, karena mereka bukan anak dari permaisuri.<br />

Karena itu, sebelum Iskandar Muda mangkat dalam keadaan<br />

sakit berat, Baginda telah menetapkan menantunya, Raja Bungsu,<br />

sebagai Putera Mahkota yang akan menggantikannya, penetapan<br />

mana adalah dengan persetujuan Kadli Maiikul Adil dan anggotaanggota<br />

Balai Gading.<br />

Raja Bungsu adalah putera dari Sulthan Ahmad dari Pahang,<br />

yang dibawa Iskandar Mada ke Aceh pada waktu dia ke Perak<br />

untuk membersihkan negeri itu dari pengaruh Portugis. Karena<br />

kecakapan dan kemuliaan budi Raja Bungsu, maka Iskandar Muda<br />

mengambilnya menjadi menantu ; dipersuamikan dengan anaknya<br />

yang bemama Puteri Safiah.<br />

Raja Bungsu lahir dalam tahun 1611 di Perak dan waktu dibawa<br />

ke Aceh usianya masih 7 tahun.<br />

Demikianlah, setelah Iskandar Muda wafat pada tanggal 29<br />

Rajab 1046 H. (27 Desember 1636 M.), maka dinobatkanlah Raja<br />

Bungsu menjadi Sulthan Aceh dengan gelar Sulthan Alaidin Mughaiyat<br />

Syah Iskandar Sani dalam usia 25 tahun, masih sangat<br />

muda. < 4<br />

><br />

Iskandar Sani hanya dapat memerintah cuma 5 tahun, karena<br />

oalam tahun 1050 H. (1641 M.) beüau mangkat dalam usia<br />

30 tahun, tanpa meninggalkan ahliwaris yang akan menggantikannya.<br />

(4) M. Said : Aceh Sepanjang Abad hlnv 185.<br />

48

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!