02.06.2013 Views

ACEH_03071

ACEH_03071

ACEH_03071

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Berbeda dengan teori "isnainiyah" (serbadua) yang mengatakan<br />

bahwa Allah dan alam, Khalid dan makhluk, ruh dan maddah,<br />

adalah dua unsur; bukan satu, maka teori "wahidiyah" (serbaesa),<br />

yaitu istilah lain dari "wahdatul-wujud" yang mengatakan<br />

bahwa alam dan Allah, maddah dan ruh atau Khalid dan<br />

makhluk adalah sesuatu yang satu. Ini jelas sekali dari perkataan<br />

Ibnu Arabi yang menyebut, bahwa "zatnya" dan Zat Allah telah<br />

menjadi Zat yang satu.<br />

Pengertian ini sangat menonjol di abad ke VI dan ke VII H.<br />

dalam kehidupan Ibnul Faridl dan Ibnu Arabi. Menurut mereka,<br />

bahwa penampilan alam yang berbeda-beda pada hakikatnya<br />

adalah penjelmaan Allah Ta'ala, artinya bahwa Allah tiada mempunyai<br />

wujud, kecuali wujud yang melengket pada makhluk dan<br />

tidak ada di sana sesuatu selain daripadanya. Adapun hamba dia<br />

hanya melihat yang lahir selama dia tertirai, dan apabila telah tersingkap<br />

tirai daripadanya, dia akan mengetahui bahwa tidak ada<br />

jejak yang lain dan tidak pernah ada apa yang dinamakan banyak.<br />

Pada hakikatnya, bahwa yang melihat adalah yang dilihat itu sendiri.<br />

Para penganut filsafat wahdatul-wujud mempunyai rumuz<br />

yang banyak sekali. Dan berbedalah pengutaraan mereka dengan<br />

sebab berbeda tempat tegak mereka. Pengutaraan ahli filsafat<br />

yang menganut paham wahdatul-wujud, seperti Suhrawardi, bukanlah<br />

pengutaraan seorang penya'ir yang menganut paham<br />

itu juga, seperti Ibnu! Faridl.<br />

Oleh karena paham wahdatul-wujud ini pelik dan sukar diterima<br />

akal, mereka melandaskan pahamnya atas perasaan (zauk)<br />

dan keterbukaan (kasyaf)- Tatkala perkataan-perkataan mereka<br />

tidak disenangi oleh orang ramai, maka lantas mereka mengutarakan<br />

ibarat-ibarat yang romantis, sehingga sukar bagi para pembaca<br />

untuk mengetahuinya, apakah sajak itu sajak sufi atau sajak<br />

rindu, kalau sekiranya tidak mengetahui siapa penciptanya.<br />

181

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!