Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pertama, pembekuan air di dalam batuan<br />
mampu merusak batuan. Air yang menyusup ke<br />
dalam batuan, mengalami pembekuan. Akibat<br />
tekanan air yang membeku, batuan tersebut pecah.<br />
Proses ini seperti yang terjadi ketika air laut<br />
menyusup dalam batu karang. Kristal garam yang<br />
terbentuk di dalam batuan mampu menghancurkan<br />
batuan.<br />
Kedua, ketika terjadi perbedaan temperatur<br />
yang mengakibatkan batuan mengembang saat suhu<br />
tinggi, dan mengerut saat suhu rendah. Apabila<br />
hal ini terjadi terus-menerus akan menyebabkan<br />
permukaan batuan retak kemudian pecah.<br />
Sumber: Geography Essentials, halaman 55<br />
Gambar 6.50 Proses pelapukan batuan.<br />
Ketiga, curah hujan yang tinggi disertai dengan intensitas<br />
sinar matahari yang tinggi secara bergantian, membuat batuan<br />
mengerut dan mengembang hingga akhirnya terlapuk.<br />
2) Pelapukan Kimia<br />
Pelapukan ini merupakan pelapukan dengan proses yang<br />
lebih kompleks karena disertai dengan penambahan maupun<br />
pengurangan unsur kimia pada batuan. Sehingga komposisinya<br />
tidak lagi seperti batuan asal. Peristiwa seperti pelarutan<br />
batuan oleh air, oksidasi, dan hidrolisis mengakibatkan<br />
terjadinya pelapukan secara kimiawi.<br />
Bentuk kenampakan alam hasil pelapukan kimia salah<br />
satunya terlihat jelas di wilayah karst. Gua, uvala, dolina,<br />
dan aliran sungai bawah tanah misalnya, terjadi karena<br />
pelarutan tanah kapur melalui retakan-retakan (diaklas).<br />
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 194<br />
Gambar 6.49 Hasil pelapukan mekanik.<br />
Litosfer dan Pedosfer<br />
105