You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Efek Coriolis<br />
Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi (TT) ke daerah<br />
bertekanan rendah (TR). Bila Bumi tidak berotasi, maka arah aliran angin<br />
lurus dari TT ke TR. Tetapi, karena Bumi berotasi, maka arah aliran angin<br />
menjadi berbelok. Pembelokan arah aliran angin ini dikenal dengan efek<br />
Coriolis. Coriolis adalah seorang ilmuwan dari Prancis yang pertama kali<br />
menjelaskan gejala ini.<br />
Gejala ini dapat dicontohkan sebagai berikut. Suatu roket diluncurkan<br />
dari Kutub Selatan dengan target berlokasi di khatulistiwa. Roket membutuhkan<br />
waktu satu jam untuk sampai target. Selama satu jam, Bumi telah<br />
berotasi 15° ke arah timur. Setelah satu jam, maka roket mengalami<br />
penyimpangan arah sebesar 15° ke kiri dari target.<br />
Efek Coriolis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.<br />
a. Pembelokan mengarah pada sudut yang benar terhadap arah angin.<br />
b. Berdampak hanya pada arah angin, bukan kecepatan angin.<br />
c. Dipengaruhi kecepatan angin. Angin yang bertiup lebih cepat, maka<br />
penyimpangan juga lebih besar.<br />
d. Pengaruh paling kuat di daerah kutub dan melemah ke arah<br />
khatulistiwa. Bahkan, tidak terjadi di daerah khatulistiwa.<br />
c. Sistem Angin<br />
Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dapat dibedakan<br />
menjadi:<br />
1) Angin Pasat dan Angin Antipasat<br />
Angin pasat terdiri atas angin pasat tenggara yang bertiup<br />
di belahan Bumi selatan dan angin pasat timur laut yang<br />
bertiup di belahan Bumi utara. Angin pasat bertiup tetap<br />
sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju<br />
daerah ekuator (khatulistiwa). Angin antipasat<br />
adalah nama lain dari angin barat, yang merupakan<br />
kebalikan dari angin pasat. Coba perhatikan<br />
gambar 7.13.<br />
Angin di atas khatulistiwa yang mengalir ke<br />
daerah kutub dan turun di daerah maksimum<br />
subtropik. Angin ini disebut angin antipasat. Di<br />
belahan Bumi utara disebut angin antipasat barat<br />
daya dan di belahan Bumi selatan disebut angin<br />
antipasat barat laut. Pada daerah sekitar lintang 20°–<br />
30°LU dan LS, angin antipasat kembali turun secara<br />
vertikal sebagai angin kering. Angin kering ini<br />
menyerap uap air di udara dan permukaan daratan.<br />
Akibatnya, terbentuk gurun di muka Bumi. Misalnya<br />
gurun di Arab Saudi, gurun Afrika, atau gurun<br />
di Australia.<br />
2) Angin Muson<br />
Di Indonesia, terdapat dua jenis angin muson, yaitu angin<br />
muson barat dan angin muson timur. Bagaimana perbedaan<br />
keduanya? Coba kamu amati gambar berikut ini.<br />
Sumber: Cuaca dan Iklim, halaman 35<br />
Gambar 7.13 Angin pasat dan angin antipasat.<br />
Atmosfer<br />
155