You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
f. Kerusakan Karena Proses Kimiawi Air Hujan<br />
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah<br />
melalui proses perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena<br />
proses mekanis. Proses kimiawi ini menyebabkan tanah menjadi<br />
tidak subur.<br />
g. Kerusakan Karena Proses Mekanis Air Hujan<br />
Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores<br />
permukaan tanah sehingga terbentuk selokan. Pada daerah yang<br />
tidak bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah<br />
berkubik-kubik. Air hujan dapat pula menghanyutkan lumpur<br />
sehingga terjadi banjir lumpur.<br />
h. Kerusakan Karena Tanah Longsor<br />
Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan batuan<br />
ke bagian bawah akibat pengaruh daya gravitasi. Hujan<br />
mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longsor dan<br />
berat. Pelongsoran hanya terjadi pada lapisan luar yang terlepas<br />
dari permukaan tanah.<br />
Berbagai Faktor Penyebab Banjir di Jember dan Longsor di<br />
Banjarnegara<br />
Awal bulan Januari 2006, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berita<br />
banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang dua desa di Kecamatan<br />
Panti, Jember, Jawa Timur. Banjir bandang yang diduga terjadi karena<br />
maraknya penebangan hutan ilegal (illegal logging) ini, menyebabkan kurang<br />
lebih 57 orang tewas dan ratusan rumah rusak, serta puluhan hektare sawah<br />
terendam air.<br />
Belum lagi selesai proses evakuasi korban akibat banjir bandang di<br />
Jember ini, musibah longsor terjadi di Kampung Gunungrejo, di Kecamatan<br />
Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah pada tanggal 5 Januari 2006.<br />
Longsor yang menimbun empat rukun tetangga (RT) di kampung yang<br />
berpenduduk 655 orang ini, menewaskan 75 orang. Masih ditambah dengan<br />
jumlah orang hilang yang hampir mencapai ratusan.<br />
Bencana yang terjadi di Jember dan Banjarnegara tersebut merupakan<br />
bencana alam yang terjadi akibat ulah manusia. Banjir bandang di Jember,<br />
terjadi akibat adanya penggundulan hutan di sekitar Kabupaten Jember. Pusat<br />
Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM), menyatakan<br />
bahwa banjir bandang di Jember disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor<br />
hidrometeorologi, kondisi morfometri DAS Kaliputih, serta penutup lahan.<br />
Ketiga faktor tersebut menyebabkan meningkatnya aliran permukaan yang<br />
bercampur kikisan tanah akibat perubahan penutupan lahan.<br />
Secara fisik kondisi hutan cukup rapat dengan jenis tanaman rasamala,<br />
yang semula merupakan hutan produksi terbatas (HPT) dan sejak tahun<br />
2002 dialihfungsikan menjadi hutan lindung. Lereng pegunungan vulkanik<br />
yang mengalami longsor memiliki kemiringan lebih dari 60° dan di bagian<br />
pegunungan yang mengalami pengelupasan tanah memiliki kemiringan lereng<br />
45°. Beda horizontal dari titik longsor ke desa sekitar 2 km. Sudut yang<br />
curam merupakan faktor yang memperbesar daya luncur massa tanah. Beda<br />
tinggi antara dasar sungai dan permukiman sekitar 3 m. ”Perbedaan inilah<br />
yang menjadikan penduduk merasa aman dari bahaya longsor. Sebenarnya<br />
di wilayah lereng atas yang longsor pertama kali, massa tanah tertahan<br />
bukit di sebelah baratnya. Setelah volume air semakin membesar, maka<br />
132 <strong>GEOGRAFI</strong> <strong>Kelas</strong> X