kriya tekstil

More documents

Recommendations

Info

Pendahuluan dimanfaatkan dalam berbagai system pemintalan yang dewasa ini digunakan. Membatik Serat Memintal Benang Mencelup Benang Tekstil Struktur Menenun Merajut Merenda Membuat Makrame Barang Jadi Kain Mencelup Kain Tekstil Hias Latar Menyablon / Mencetak Saring Barang Jadi Gb.1. 1. Skema pengolahan bahan dasar tekstil Menjahit Barang jadi Menyulam Serat yang telah diolah akan menjadi benang (yarn) dan merupakan bahan dasar utama yang digunakan dalam pembuatan kain. Benang berwujud helaian panjang, yang dibuat dari jalinan dan pengelompokan serat atau filamen, untuk digunakan dalam tenunan, rajutan, atau pemrosesan lainnya agar menjadi kain. 3
Pendahuluan 1. Serat Industri tekstil mempergunakan bermacam-macam serat, baik serat-serat yang langsung diperoleh dari alam maupun serat-serat buatan untuk bahan bakunya. Sebagai bahan baku, serat tekstil memegang peranan yang sangat penting, karena sifat serat menentukan sifat bahan tekstil jadinya. Disamping itu proses pengolahan yang dilakukan pada serat tekstil harus didasarkan pula pada sifat-sifat seratnya. Pembuatan serat menjadi benang harus melalui serangkaian proses, diantaranya carding (penyikatan), combing (penyisiran), spinning (pemintalan), dan sizing (penganjian). 1.1. Carding (Penyikatan) Serat alami biasanya bersumber dari bulu domba yang disebut fleece dan serat kapas. Sebagai bahan mentah, serat tersebut mungkin masih kotor karena tercampur aduk dengan helaian dan tangkai daun atau benda asing lainnya. Oleh sebab itu, serat tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, serat akan disikat guna menyingkirkan benda asing yang mungkin masih melekat, dan memisahkannya. Penyikatan juga berfungsi untuk memisahkan serat yang pendek dan serat yang panjang sehingga ketika dibentangkan secara paralel satu sama lain serat tersebut akan lebih rata. Tujuan proses carding adalah memisahkan serat menjadi elemen tunggal dan menjajarkan serat sejajar mungkin satu sama lain. Proses carding sangat penting dalam tahap pemintalan karena akan mempengaruhi mutu hasil akhir. 1.2. Combing (Penyisiran) Proses penyisiran melanjutkan langkah pembersihan dan penyortiran yang sudah dimulai dalam tahap penyikatan. Serat-serat tersebut diluruskan sehingga terbentang secara parallel (sejajar). Penyisiran sangat tergantung pada jenis kain yang akan dibuat dengan serat tersebut. Biasanya serat bermutu baik adalah yang berukuran lebih panjang dan bila disisir akan menghasilkan benang yang lebih halus dan rata. Untuk memperoleh hasil yang lebih halus dan rata, serat berserabut panjang tadi dapat disisir lebih dari sekali. Serat berserabut pendek yang dipisahkan pada tahap penyikatan biasanya tidak dibuang. Serat itu masih diolah menjadi benang, tetapi hasilnya tidak sehalus berserabut panjang. Istilah disikat dan disisir dalam produk tekstil biasanya ditujukan untuk benang yang terbuat dari kapas. Benang hasil penyisiran serat beurukuran panjang lebih kuat dan menghasilkan kain lebih baik dan permukaanya lebih halus tetapi kuat, semuanya disisir. Jika akan digunakan untuk membuat kain wol, serat tersebut hanya disikat. Tetapi jika dipergunakan untuk membuat benang wol serat harus disikat dan disisir. Benang wol biasanya lebih pendek dan lebih halus dari pada benang wool yang tidak diluruskan dalam penyisiran. Jika benang tersebut telah menjadi kain wol, permukaannya umumnya lunak, seperti permukaan halus kain flannel dan tweed. 4
Page 2 and 3: Budiyono dkk KRIYA TEKSTIL SMK JILI
Page 4: KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panj
Page 8 and 9: DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN ..........
Page 10 and 11: D. Jahit tindas dan aplikasi ......
Page 12 and 13: BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah teksti
Page 16 and 17: Pendahuluan Sedangkan kain wol sepe
Page 18 and 19: Pendahuluan dapat dilakukan berbaga
Page 20 and 21: Pendahuluan Pewarna benang yang dip
Page 22 and 23: Pendahuluan • Pembuatan screen, m
Page 24 and 25: Pendahuluan dengan pita kain. Hasil
Page 26 and 27: Pendahuluan pada kain harus dibuat
Page 28 and 29: Pendahuluan goa-goa, hidup berpinda
Page 30 and 31: Pendahuluan Teknik random: teknik p
Page 32 and 33: Ornament daerah Surakarta Ornamen d
Page 34 and 35: 4. Menggambar ornamen modern 4.1. L
Page 36 and 37: Ornamen motif Bunga Sumber:Hery Suh
Page 38 and 39: Pendahuluan • Bentuk dua dimensi
Page 40 and 41: Pendahuluan 2. Value, adalah dimens
Page 42 and 43: Pendahuluan unsure keseimbanganm ke
Page 44 and 45: 2. Menyusun garis dan bidang Gb.1.
Page 46 and 47: Pendahuluan yang paling mencerminka
Page 48 and 49: 1.3. Anatomi huruf Pendahuluan Anat
Page 50 and 51: 3.2. Menggambar logo Pendahuluan Ma
Page 52 and 53: Pendahuluan Cahaya dari belakang t
Page 54 and 55: 2. Menggambar flora fauna Pendahulu
Page 56 and 57: Pemahaman terhadap prosedur menggam
Page 58 and 59: Pendahuluan Menggambar flora dan fa
Page 60 and 61: Gb.1. 25 Kepala orang dewasa Gb.1.
Page 62 and 63: Gb.1. 29 Mulut orang dewasa Gb.1. 3
Page 64 and 65:
Gb.1. 34 Proporsi tubuh manusia dew
Page 66 and 67:
L. Membentuk nirmana tiga dimensi P
Page 68 and 69:
Bentuk Proporsi Ukuran Warna Tekstu
Page 70 and 71:
Bentuk tiap bingkai bujur sangkar d
Page 72 and 73:
BAB II BAHAN DASAR TEKSTIL Bahan Da
Page 74 and 75:
Bahan Dasar Tekstil Dimanfaatkan se
Page 76 and 77:
Bahan Dasar Tekstil mempunyai sejar
Page 78 and 79:
Bahan Dasar Tekstil spektrum bertur
Page 80 and 81:
2.1. Zat warna alam Bahan Dasar Tek
Page 82 and 83:
Untuk Kain Katun Resep: 500 gram ka
Page 84 and 85:
• Zat warna Direk • Zat warna A
Page 86 and 87:
Bahan Dasar Tekstil • Celupkan ka
Page 88 and 89:
Bahan Dasar Tekstil Cara pewarnaan:
Page 90 and 91:
Bahan Dasar Tekstil • Timbang zat
Page 92 and 93:
BAB III RUANG LINGKUP KRIYA TEKSTIL
Page 94 and 95:
Teknik Batik biasa, bahkan kalangan
Page 96 and 97:
Teknik Batik Batik dewasa ini betul
Page 98 and 99:
Teknik Batik Kalau dahulu dipakai l
Page 100 and 101:
Teknik Batik (Indigofera Tinctoria
Page 102 and 103:
Teknik Batik Gresik sampai Surabaya
Page 104 and 105:
Pola “kawung” Teknik Batik Pola
Page 106 and 107:
Teknik Batik • Pola semen yang te
Page 108 and 109:
Gb.3. 4 Sidomukti (batik tulis) Tek
Page 110 and 111:
Gb.3. 8 Batik modern Teknik Batik K
Page 112 and 113:
Wajan dan kompor: untuk mencairkan
Page 114 and 115:
Gelas ukur Untuk mengukur kebutuhan
Page 116 and 117:
Seterika dan meja seterika: untuk m
Page 118 and 119:
Parang: untuk memotong lilin batik
Page 120 and 121:
Lilin klowong: untuk membatik (Klow
Page 122 and 123:
HCl: untuk obat bantu pembangkit wa
Page 124 and 125:
Napthol AS: sebagai warna dasar Nap
Page 126 and 127:
Selendang katun: bahan untuk batik
Page 128 and 129:
Waterglass: untuk obat bantu ngloro
Page 130 and 131:
Hasil Karya Teknik Batik Tulis 5.2.
Page 132 and 133:
Membatik klowong sesuai dengan moti
Page 134 and 135:
Hasil Karya Teknik Batik Tulis Mewa
Page 136 and 137:
Hasil jadi taplak meja tamu Gb.4. 1
Page 138 and 139:
Proses Pembuatan Menyiapkan gambar
Page 140 and 141:
Hasil Karya Teknik Batik Tulis Memb
Page 142 and 143:
Hasil jadi selendang Gb.4. 24 Selen
Page 144 and 145:
Gb.4. 27 Media tenunan pelepah pisa
Page 146 and 147:
Hasil Karya Teknik Batik Tulis Tabe
Page 148 and 149:
Hasil Karya Teknik Batik Tulis Cara
Page 150 and 151:
Hasil Karya Teknik Batik Tulis Daft
Page 152 and 153:
Hasil Karya Teknik Batik Tulis Pros
Page 154 and 155:
5.2.4. Membuat hiasan dinding pada
Page 156 and 157:
Gb.4. 44 De sain alternatif 3 Gb.4.
Page 158 and 159:
Hasil Karya Teknik Batik Tulis Desa
Page 160 and 161:
Hasil Karya Teknik Batik Tulis Tabe
Page 162 and 163:
Melarutkan TRO Gb.4. 53 Karya setel
Page 164 and 165:
Warna dimasukkan dalam air Proses p
Page 166 and 167:
Proses pewarnaan ke-2 Hasil Karya T
Page 168 and 169:
Nglorod ke-1 Hasil Karya Teknik Bat
Page 170 and 171:
Proses pewarnaan ke 3: celup garam
Page 172 and 173:
Menyeterika Hasil Karya Teknik Bati
Page 174 and 175:
5.3. Produk batik cap Teknik Batik
Page 176 and 177:
5.3.3. Skema jalannya canting cap S
Page 178 and 179:
5.3.4. Cara mengecap Cara Mengecap.
Page 180 and 181:
5.4. Contoh pembuatan produk batik
Page 182 and 183:
Hasil setelah ditembok Nembok (Sumb
Page 184 and 185:
Mbironi (penggunaan malam kedua). T
Page 186 and 187:
Nglorod (menghilangkan malam). Tekn
Page 188 and 189:
DAFTAR GAMBAR Lampiran A.1 Gb.1. 1.
Page 190 and 191:
Lampiran A.3 Gb.4. 33 Menyiram deng
Page 192 and 193:
Lampiran A.5 Gb.6. 38 Memberikan ti
Page 194 and 195:
Lampiran A.7 Gb.9. 11 Contoh produk
Page 196 and 197:
Lampiran A.9 Gb.10. 89 Pola motif..
Page 198 and 199:
Lampiran A.11 Gb.13. 25 Memegang si
Page 200 and 201:
GLOSARI Lampiran B.1 Afdruk Meminda
Page 202 and 203:
Isen-isen cecek Pengisi motif denga
Page 204 and 205:
Lampiran B.5 Mlampah sareng Cap-cap
Page 206 and 207:
Lampiran B.7 Sari kuning Bahan penc
Page 208:
Lampiran B.9 Turunan warna Tingkata
Page 211 and 212:
Lampiran C.2 Effendi, A.. 1980. Pra
Page 213 and 214:
Lampiran C.4 Soepriyono, dkk. 1974.
show all

kriya tekstil

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?