Figur
Figur
Figur
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
50<br />
Bagaimana<br />
Pendapatmu?<br />
Kemukakanlah pendapatmu tentang<br />
UUD 1945 yang menjadi rujukan<br />
atau sumber hukum dalam membuat<br />
peraturan lainnya. Tulis dalam buku<br />
tugasmu dan laporkan hasilnya<br />
kepada gurumu.<br />
Mari, Berdiskusi<br />
Diskusikan dengan anggota<br />
kelompokmu mengenai proses<br />
pembuatan peraturan perundangundangan<br />
nasional yang kamu<br />
ketahui. Tulis jawabanmu dalam<br />
buku tugas, kemudian laporkan<br />
kepada gurumu.<br />
Pendidikan Kewarganegaraan:<br />
Kecakapan Berbangsa dan Bernegara untuk Kelas VIII<br />
6. Peraturan Daerah<br />
Peraturan daerah dibuat oleh gubernur, bupati, atau walikota<br />
dengan persetujuan DPRD. Khusus untuk Peraturan Desa (Perdes),<br />
dibuat oleh kepala desa dengan persetujuan Badan Perwakilan Desa<br />
(BPD). Tujuan Perda adalah untuk melaksanakan peraturan yang<br />
lebih tinggi dan melaksanakan kebutuhan daerah.<br />
Peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lain yang<br />
kedudu kannya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan<br />
dengan peraturan perundang-undangan yang kedudukannya lebih tinggi.<br />
Setiap peraturan perundang-undangan memiliki jangkauan wilayah<br />
berlakunya. Artinya, sebuah peraturan hukum itu berlaku secara nasional,<br />
berlaku di daerah tertentu, berlaku hanya di lingkungan desa tertentu, atau<br />
bahkan lebih sempit lagi hanya berlaku di sebuah organisasi. Peraturan<br />
perundang-undangan yang berlaku secara nasional tentu dibuat oleh<br />
lembaga yang berwenang di tingkat nasional. Demikian pula peraturan<br />
perundang-undangan yang berlaku di suatu daerah dibuat oleh lembaga<br />
yang berwenang di daerah yang bersangkutan. Contohnya, Perda Kota<br />
Bandung No. 11 tahun 2005 tentang Ketertiban, Kebersihan, dan<br />
Keindahan (K-3).<br />
B. Proses Pembuatan Peraturan<br />
Perundangan-undangan Nasional<br />
Proses atau perumusan peraturan perundangan meliputi tiga<br />
tahap. Ketiga tahap itu adalah tahap inisiasi, tahap sosio-politis, dan<br />
tahap yuridis. Namun, langkah-langkah berikut ini hanya berlaku<br />
untuk proses pembuatan undang-undang, tidak mencakup semua<br />
peraturan perundangan. Berikut dijelaskan tahap-tahap tersebut.<br />
1. Tahap Inisiasi<br />
Dimulai dengan munculnya gagasan atau ide dari masyarakat.<br />
Ide itu berhubungan keinginan agar suatu masalah diatur oleh hukum<br />
dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya, masyarakat menginginkan<br />
adanya peraturan tentang judi, pornoaksi, dan pornografi<br />
agar dapat membuat ketertiban serta moral masyarakat terlindungi.<br />
2. Tahap Sosio-Politis<br />
Di dalam tahap pengelolaan gagasan tentang perlunya pengaturan<br />
hukum dari masalah tertentu harus dimulai dari menampung<br />
gagasan dari berbagai sumber. Kemudian, disiapkan materi dari<br />
isi hukum. Setelah itu, rancangan tersebut dibicarakan, dikritisi,<br />
dan dipertahankan melalui silang pendapat antara unsur golongan,<br />
kelompok, organisasi, dan kekuatan politis dalam masyarakat.<br />
Kemudian, bahan-bahan materi perundang-undangan ini dipertajam<br />
dan dimatangkan oleh lembaga pemerintah.<br />
3. Tahap Yuridis<br />
Tahap ini adalah tahap yang murni muatan yuridisnya, yaitu<br />
perumusan dalam bahasa hukum. Tahapan ini dilakukan oleh lembaga<br />
yang berwenang, bergantung pada tingkat perundang-undangan<br />
tersebut. Misalnya, berdasarkan ketentuan UUD 1945 Pasal 5 Ayat 1,<br />
Pasal 20, dan Pasal 21 bahwa rancangan undang-undang berasal dari<br />
presiden atau DPR.