01.01.2015 Views

Majalah Warta Anggaran Edisi 21 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Majalah Warta Anggaran Edisi 21 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Majalah Warta Anggaran Edisi 21 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

PERENCANAAN ANGGARAN<br />

direncanakan. Berdasarkan best practice,<br />

pengklasifikasian dimaksud sangat penting<br />

dan dapat menciptakan peluang efisiensi<br />

waktu dalam proses penyusunan RKA-<br />

K/L karena dalam setiap pembahasan,<br />

baik dalam proses pembahasan di internal<br />

Pemerintah maupun antara Pemerintah dan<br />

DPR, akan difokuskan pada usulan kebijakan<br />

baru. Namun demikian, pengaturan baru<br />

mengenai pengklasifikasi yang terdapat<br />

dalam PP Nomor 90 Tahun 2010 tersebut<br />

perlu dielaborasi lebih detail sehingga dapat<br />

mudah dipahami dan diterapkan oleh para<br />

pemangku kepentingan.<br />

Ketentuan lain dalam proses bisnis ini<br />

adalah dalam hal penelahaan RKA-<br />

K/L antara Kementerian/Lembaga dan<br />

Kementerian Keuangan serta Bappenas<br />

yang pengaturannya dibuat lebih berbobot.<br />

Dalam PP Nomor <strong>21</strong> Tahun 2004,<br />

penelahaan RKA-K/L dipersepsikan sebagai<br />

kegiatan yang lebih bersifat administratif<br />

karena hanya fakus pada kesesuaian RKA-<br />

K/L dengan pagu yang telah ditetapkan.<br />

Sementara, dalam PP Nomor 90 Tahun<br />

2010, penelaahan merupakan kegiatan<br />

dalam rangka menilai kelayakan anggaran<br />

atas kegiatan-kegiatan yang diusulkan dapat<br />

ditampung dalam RKA-K/L. Perubahan di<br />

atas sangat bagus namun tetap memerlukan<br />

pengaturan yang lebih detail mengenai<br />

mekanisme dan metode dalam menguji<br />

kelayakan dimaksud.<br />

Bagian <strong>Anggaran</strong> Bendahara<br />

Umum Negara<br />

Salah satu ketentuan baru yang diatur<br />

dalam PP Nomor 90 Tahun 2010 adalah<br />

mengenai mekanisme penyusunan<br />

anggaran Bandahara Umum Negara, atau<br />

yang lebih dikenal dengan BA-BUN.<br />

Pada intinya, pasal-pasal yang mengatur<br />

mengenai BA-BUN dalam PP Nomor<br />

90 Tahun 2010 ini mengadopsi pasalpasal<br />

sebelumnya dalam PP dimaksud<br />

yang mengatur RKA-K/L untuk Bagian<br />

<strong>Anggaran</strong> Kementerian/Lembaga, dimana<br />

ada ketentuan penetapan pagu indikasi,<br />

penetapan alokasi, sampai dengan<br />

penerbitan dokumen pelaksanaan<br />

anggaran. Perbedaan utama dibanding<br />

mekanisme yang berlaku dalam<br />

penyusunan RKA-K/L untuk BA K/L adalah<br />

adanya pejabat yang menjalankan fungsi<br />

sebagai Pembantu Pengguna <strong>Anggaran</strong><br />

(PPA) serta adanya ketentuan penerbitan<br />

dokumen pelaksanaan anggaran yang dapat<br />

diterbitkan pada tahun anggaran berjalan.<br />

Seluruh ketentuan yang menyangkut BA-<br />

BUN tersebut pada hakekatnya merupakan<br />

pengukuhan atas apa yang telah berjalan<br />

selama ini, misalnya fungsi PPA yang<br />

selama ini telah dijalankan oleh beberapa<br />

pejabat unit eselon I lingkup Kementerian<br />

Keuangan.<br />

Meskipun secara mekanisme mengadopsi<br />

pengaturan yang berlaku bagi penyusunan<br />

RKA-K/L, namun RKA BUN tetap memiliki<br />

karakteristik khusus sehingga dalam<br />

pengaturan pelaksanaan teknis nanti<br />

perlu memperhatikan karakteristik khusus<br />

tersebut. Itulah mengapa PP Nomor 90<br />

Tahun 2010 ini memberikan waktu 2 (dua)<br />

tahun bagi penerapan pasal-pasal terkait<br />

BA.<br />

Evaluasi Kinerja Penganggaran<br />

Pengaturan mengenai evaluasi kinerja<br />

penganggaran juga semakin dikembangkan<br />

dalam PP Nomor 90 Tahun 2010 dibanding<br />

dengan PP Nomor <strong>21</strong> Tahun 2004.<br />

Sebagaimana dipahami bersama bahwa<br />

salah satu elemen penting dalam penerapan<br />

penganggaran berbasis kinerja adalah<br />

adanya evaluasi kinerja penganggaran.<br />

Evaluasi kinerja penganggaran pada<br />

hakekatnya mengandung pengertian<br />

“melihat ke belakang untuk menentukan<br />

langkah terbaik ke depan”. Oleh karena<br />

itu, PP Nomor 90 Tahun 2010 telah<br />

mengatur beberapa indikator yang perlu<br />

diperhatikan dalam melakukan evaluasi<br />

yang antara lain meliputi tingkat keluaran,<br />

capaian hasil, tingkat efisiensi, konsistensi<br />

antara perencanaan dan implementasi,<br />

dan penyerapan anggaran. Tentu indikatorindikator<br />

tersebut dapat diperluas sesuai<br />

dengan kebutuhan pengukuran kinerja<br />

penganggaran suatu instansi.<br />

PP Nomor 90 Tahun 2010 ini telah mengatur<br />

bahwa hasil dari evaluasi tersebut akan<br />

digunakan sebagai bahan penetapan alokasi<br />

anggaran setiap Kementerian/Lembaga.<br />

Dengan demikian, kualitas hasil evaluasi<br />

sangat menentukan kualitas anggaran yang<br />

akan ditetapkan nanti. Mengingat evaluasi<br />

kinerja penganggaran ini mutlak dibutuhkan<br />

di berbagai tingkatan, mulai tingkat makro<br />

sampai dengan mikro dan mulai tingkat<br />

nasional sampai dengan tingkat satker, maka<br />

harus ada kesamaan mekanisme, parameter,<br />

ukuran, dan metode. Oleh karena itu, PP<br />

Nomor 90 Tahun 2010 mengamanatkan<br />

agar Menteri Keuangan perlu menyusun<br />

norma dan pedoman dalam melaksanakan<br />

evaluasi kinerja penganggaran tersebut.<br />

Penutup<br />

Selain mengatur ketentuan yang telah<br />

disebutkan di atas, PP Nomor 90 Tahun<br />

2010 ini juga memuat ketentuan-ketentuan<br />

baru mengenai perubahan RKA-K/L dalam<br />

pelaksanaan APBN dan sistem informasi<br />

yang terintegrasi.<br />

Meskipun PP Nomor 90 Tahun 2010<br />

memuat lebih banyak pengaturan<br />

dibanding PP Nomor <strong>21</strong> Tahun 2004,<br />

namun efektivitas pengaturan tersebut<br />

akan dilihat dari penerapannya. Penetapan<br />

PP Nomor 90 Tahun 2010 bagaimanapun<br />

merupakan upaya menuju penyempurnaan<br />

dan perbaikan bagi pengelolaan keuangan<br />

negara, khususnya dibidang penganggaran.<br />

Namun demikian, PP dimaksud baru<br />

sebuah landasan hukum dan norma<br />

umum. Langkah penting berikutnya<br />

adalah bagaimana mengoperasionalkan<br />

PP tersebut sehingga terwujud tujuan<br />

dari ditetapkan PP sebagaimana tertuang<br />

dalam Penjelasannya, yaitu meningkatkan<br />

kualitas belanja (quality of spending).<br />

Untuk itu, pekerjaan rumah yang harus<br />

segera diselesaikan adalah ditetapkannya<br />

berbagai petunjuk operasional atas norma<br />

umum sebagaimana telah diamanatkan di<br />

beberapa pasal dalam PP Nomor 90 Tahun<br />

2010.<br />

22 <strong>Warta</strong> anggaran | <strong>21</strong> Tahun 2011

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!