Majalah Warta Anggaran Edisi 21 - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Majalah Warta Anggaran Edisi 21 - Direktorat Jenderal Anggaran ...
Majalah Warta Anggaran Edisi 21 - Direktorat Jenderal Anggaran ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
REFORMASI BIROKRASI<br />
mampu memberikan gambaran mengenai<br />
sejauh mana kementerian dan lembaga<br />
mampu secara optimal memanfaatkan<br />
anggaran yang dimiliki untuk menghasilkan<br />
output yang direncanakan. Hal ini menjadi<br />
penting karena dalam implementasi<br />
penganggaran berbasis kinerja, posisi DJA<br />
ke depan tidak hanya berkutat dengan<br />
‘posting dan costing’ melainkan juga sebagai<br />
unit yang mampu menganalisis output<br />
kementerian dan lembaga.<br />
Dari sisi perencanaan anggaran,<br />
perkembangan sistem penganggaran dan<br />
perubahan struktur APBN membawa<br />
dampak langsung kepada DJA. Kini, DJA<br />
dituntut juga untuk menangani bidang<br />
anggaran strategis nasional, antara lain<br />
perubahan iklim, pengembangan alutsista,<br />
dan ketahanan pangan. Belum lagi ditambah<br />
dengan bertambahnya beban kerja di<br />
bidang belanja negara akibat penerapan<br />
belanja prioritas, serta kewajiban yang<br />
terkait dengan dampak implementasi<br />
sistem jaminan sosial nasional terhadap<br />
APBN.<br />
Mencermati perkembangan tersebut,<br />
DJA memutuskan untuk menata ulang<br />
pembagian tugas di <strong>Direktorat</strong> Penyusunan<br />
APBN dan merombak strukturnya<br />
untuk menyesuaikan dengan postur<br />
APBN. Dalam struktur yang baru, belanja<br />
negara ditangani oleh tiga subdirektorat<br />
sementara demi efisiensi tugas yang terkait<br />
dengan pendapatan negara digabung ke<br />
dalam subdirektorat yang menangani<br />
asumsi ekonomi makro. Di tingkat eselon<br />
IV, pembagian tugas dan pemberian<br />
nomenklatur dilakukan sehingga setiap<br />
seksi merupakan cerminan dari aspek<br />
tertentu dalam postur APBN. Semua ini<br />
dilakukan untuk memastikan agar DJA<br />
dapat memberikan respon yang cepat dan<br />
akurat terhadap setiap pergerakan APBN.<br />
Penataan ulang juga dilakukan di<br />
<strong>Direktorat</strong> PNBP. Pendekatan struktur<br />
organisasi yang semula menggunakan<br />
pendekatan jenis penerimaan PNBP,<br />
yaitu kementerian dari non-kementerian<br />
dianggap tidak sesuai lagi. Kini tugas<br />
pengelolaan penerimaan PNBP terkait<br />
kementerian dan lembaga dibagi habis<br />
oleh dua subdirektorat. Hal ini untuk<br />
membagi beban kerja agar lebih seimbang,<br />
meningkatkan efisiensi operasional dan<br />
memudahkan koordinasi dengan mitra<br />
kerja.<br />
Hal serupa juga dilakukan untuk<br />
mempertajam tugas dan fungsi DJA di bidang<br />
pengembangan sistem penganggaran.<br />
Nomenklatur pengembangan sistem<br />
penganggaran disesuaikan menjadi<br />
transformasi sistem penganggaran,<br />
dalam hal ini Subdirektorat Transformasi<br />
Sistem Penganggaran, <strong>Direktorat</strong> Sistem<br />
Penganggaran. Hal ini dimaksudkan untuk<br />
menjadi titik tolak perubahan pola pikir DJA<br />
dari upaya pengembangan sistem menjadi<br />
upaya transformasi sistem sehingga nuansa<br />
implementasinya menjadi semakin kuat.<br />
Sebagai salah satu core product DJA,<br />
Standar Biaya juga menjadi pusat perhatian<br />
dalam upaya penataan organisasi DJA.<br />
Kendala-kendala yang dihadapi dalam<br />
implementasi selama ini seperti belum<br />
memadainya standar biaya masukan baik<br />
jumlah maupun besarannya serta belum<br />
tersedianya suatu norma atau pedoman<br />
yang mengatur metodologi pembiayaan<br />
yang sesuai dengan karakteristik maupun<br />
jenis kegiatan yang ada di masing-masing<br />
Kementerian /Lembaga adalah tantangan<br />
besar bagi DJA. Untuk menjawabnya,<br />
DJA menata ulang Subdirektorat Standar<br />
Biaya agar kementerian dan lembaga<br />
dapat mendapatkan layanan yang lebih<br />
customized. Lebih jauh lagi, DJA membentuk<br />
Seksi Riset dan Pengembangan Standar<br />
Biaya untuk mengantisipasi perkembanganperkembangan<br />
di masa depan.<br />
Di wilayah manajerial, tuntutan akan<br />
keterbukaan dan akuntabilitas direspon<br />
oleh DJA dengan penguatan di bidang<br />
kepatuhan internal, manajemen risiko,<br />
dan bantuan hukum. Dibentuknya Bagian<br />
Kepatuhan dan Bantuan Hukum merupakan<br />
bukti komitmen DJA terhadap keterbukaan<br />
dan akuntabilitas. Bagian ini bertugas antara<br />
lain melakukan internalisasi kode etik di<br />
lingkungan DJA mengingat pengembangan<br />
sistem dan manusia yang melaksanakan<br />
sistem tersebut harus berjalan seiring.<br />
Peningkatan integritas pegawai dan<br />
akuntabilitas proses merupakan salah satu<br />
tanggungjawab bagian baru ini.<br />
Tugas yang lain mencakup<br />
pengembangan dan implementasi<br />
manajemen resiko untuk memastikan<br />
kelancaran pelaksanaan tugas DJA secara<br />
umum. Hal lain yang tak kalah penting<br />
adalah untuk memberikan pertimbangan<br />
dari sisi hukum kepada pimpinan DJA agar<br />
setiap keputusan yang diambil, terutama<br />
yang menyangkut wilayah abu-abu (grey<br />
area), mempunyai landasan yang kuat.<br />
Unit ini juga akan memberikan dukungan<br />
kepada pagawai dan pejabat DJA ketika<br />
dihadapkan kepada permasalahan hukum<br />
akibat pelaksanaan tugas.<br />
Bisa dikatakan, pada tahun 2010 yang<br />
lalu DJA melakukan suatu perombakan<br />
struktur yang cukup signifikan. Hampir<br />
di semua lini terjadi perubahan. Namun<br />
dari semua ini, benang merah yang dapat<br />
ditarik adalah DJA berupaya untuk selalu<br />
responsif terhadap perubahan-perubahan<br />
yang terjadi di lingkungan. Lebih jauh<br />
lagi, jika dicermati, maka dapat dilihat<br />
upaya-upaya DJA dalam mengantisipasi<br />
perubahan itu sendiri, misalnya perubahan<br />
struktur di <strong>Direktorat</strong> Penyusunan APBN<br />
dan pembentukan <strong>Direktorat</strong> Harmonisasi<br />
Peraturan Penganggaran.<br />
Dan tentu saja, semua itu dilakukan agar<br />
DJA dapat memberikan layanan yang terbaik<br />
kepada segenap pemangku kepentingan<br />
dan mitra kerjanya. Sedemikian sehingga<br />
walaupun seribu kupu-kupu mengepakkan<br />
sayapnya di Brazil, sang Kepala Puskesmas<br />
di pedalaman Mamuju tetap menerima 10<br />
boks Parasetamol.<br />
32 <strong>Warta</strong> anggaran | <strong>21</strong> Tahun 2011