01.01.2015 Views

20140203_MajalahDetik_114

20140203_MajalahDetik_114

20140203_MajalahDetik_114

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SAINS<br />

Kedua orang ini juga sama-sama<br />

memberi pernyataan, dan keduanya<br />

membantah tuduhan sebagai pelaku<br />

pemerkosaan mahasiswi itu.<br />

Setelah berpekan-pekan menyelidiki kasus<br />

pemerkosaan terhadap enam perempuan, tim<br />

detektif Kepolisian Marseille, Prancis, berhasil<br />

mempersempit kemungkinan pelakunya. Rekaman<br />

kamera CCTV di sepanjang blok apartemen lokasi pemerkosaan<br />

memperkuat bukti mereka.<br />

Pada Februari setahun lalu, Kepolisian Marseille akhirnya<br />

menangkap tersangka pelakunya. Bukan satu orang, melainkan<br />

dua orang: Elwin dan Yohan—bukan nama sebenarnya.<br />

Dari foto keduanya, para korban yang berumur antara 22<br />

tahun hingga 76 tahun juga telah memastikan bahwa mereka<br />

inilah pelaku pemerkosaan.<br />

Tapi urusan hukum tak lantas serbagampang dan semulus<br />

jalan tol. Yang jadi soal, tak ada korban yang cukup yakin,<br />

apakah Elwin atau Yohan yang jadi pemerkosanya. Ya, Elwin<br />

dan Yohan adalah dua saudara kembar identik. Bukti noda<br />

sperma yang dimiliki polisi pun tak cukup untuk menyeret Elwin<br />

atau Yohan, atau bahkan mungkin keduanya, ke penjara.<br />

Sebab uji DNA (deoxyribonucleic<br />

acid) standar gagal membedakan<br />

apakah sperma itu milik Elwin<br />

atau Yohan.<br />

Emmanuel Kiehl, kepala penyelidikan<br />

kasus pemerkosaan<br />

ini, cuma bisa garuk-garuk kepala. “Ini kasus yang langka, di<br />

mana kemungkinan tersangkanya dua orang kembar identik,”<br />

kata Kiehl, kala itu. Saat Elwin dan Yohan ditangkap setahun<br />

lalu, belum ada metode yang mangkus, cukup akurat, dan<br />

ongkosnya masuk akal, untuk membedakan DNA milik dua<br />

orang kembar identik. Kiehl perlu perintah khusus untuk<br />

menahan Elwin dan Yohan.<br />

Pada kasus biasa, menurut seorang ahli forensik kepada<br />

harian La Provence, untuk membuktikan DNA seseorang, mereka<br />

cukup meneliti 400 pasang kode genetik. Untuk kasus<br />

Majalah detik 3 - 9 februari 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!