You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
selingan<br />
Antara/ Ali Anwar<br />
Presiden Susilo<br />
Bambang Yudhoyono<br />
menyerahkan gelar<br />
Pahlawan Nasional<br />
kepada Margaretha<br />
Dharma Angkuw, istri<br />
John Lie, pada 10<br />
November 2009.<br />
adalah ”panglima armada (TNI AL) pada puncak-puncak krisis<br />
eksistensi Republik”, yakni dalam operasi-operasi menumpas<br />
kelompok separatis Republik Maluku Selatan, Pemerintahan<br />
Revolusioner Republik Indonesia, dan Perjuangan Rakyat<br />
Semesta.<br />
Ia pensiun pada 1967 dengan dua bintang di pundaknya<br />
dan mengganti nama menjadi Jahja Daniel Dharma. Masa<br />
pensiunnya, kata Rita, diisi dengan berbagai kegiatan sosial.<br />
Salah satu indikasi namanya cukup disegani, ketika dia wafat<br />
pada 27 Agustus 1988, banyak orang datang melayat, mulai<br />
Presiden Soeharto hingga anak-anak gelandangan. Selain itu,<br />
John Lie dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata,<br />
Jakarta. Puncaknya, pemerintah memberikan gelar pahlawan<br />
nasional pada 2009 berkat usulan sejarawan Asvi Warman<br />
Adam dan Eddie Lembong dari Yayasan Nabil, sejak 2003.<br />
Terkait dengan hal itu, sejarawan muda dari Makassar, M.<br />
Nursam, menulis buku Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi:<br />
Biografi Laksamana Muda John Lie (2008), yang diterbitkan<br />
Penerbit Ombak, Yogyakarta dan Yayasan Nabil.<br />
“John Lie orangnya tegas dalam bersikap dan bertindak.<br />
Majalah detik 3 - 9 februari 2014