01.01.2015 Views

20140203_MajalahDetik_114

20140203_MajalahDetik_114

20140203_MajalahDetik_114

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kriminal<br />

Antrean para calon<br />

penumpang bus<br />

Transjakarta. Penuh sesak<br />

di halte-halte tertentu.<br />

lamhot aritonang/detik foto<br />

ta bukan pakaian perempuan yang sering memancing<br />

berahi.<br />

“Pelaku memilih korban sama sekali bukan karena<br />

pakaian seksi sehingga dia terangsang, seperti rok mini<br />

atau baju ketat. Tapi ini orang memang terganggu, dia<br />

punya penyakit. Buat dia, yang penting perempuan,” kata<br />

Zoya secara terpisah. “Selama dia bisa menggesekkan<br />

alat kelaminnya, ya sudah (terpuaskan).”<br />

Indikasinya, menurut Zoya, adalah adanya perempuan<br />

yang menggunakan pakaian tertutup, seperti jilbab, juga<br />

tak lepas menjadi sasaran para pengidap gangguan perilaku<br />

seksual ini. “Mahasiswi saya di UI banyak yang naik<br />

kereta dan enggak terlepas dari pelecehan, meskipun<br />

mereka pakai jilbab,” ujarnya, seraya meminta para penumpang<br />

perempuan selalu waspada.<br />

Modus pelecehan seksual yang sering terjadi di angkutan<br />

umum, menurut Zoya, masuk dalam kategori frot<br />

teurism. Pelaku suka menggesekkan alat kelaminnya<br />

ke tubuh orang lain. Gangguan ini adalah cabang dari<br />

paraphilia atau kelainan seksual.<br />

Pelaku akan mendapatkan kepuasan seksual pada individu<br />

lain secara nonkonsensual atau tanpa persetujuan.<br />

Caranya dengan menempelkan atau menggesekkan<br />

organ seksualnya saat berdesakan di tempat umum,<br />

seperti bus, kereta api, ataupun di tempat pertunjukan<br />

konser. Awas! n<br />

Majalah detik 3 - 9 februari 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!