You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
interview<br />
ochamad Ridwan Kamil baru empat bulan<br />
dilantik menjadi Wali Kota Bandung. Namun pria<br />
kelahiran Bandung, 42 tahun lalu, ini telah melakukan serangkaian<br />
terobosan. Salah satunya menggali dana corporate social<br />
responsibility (CSR) senilai jutaan euro dari perusahaan-perusahaan<br />
di Eropa. Maklum, dana pembangunan Kota Bandung<br />
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebesar Rp<br />
5 triliun jauh dari memadai untuk menata dan membangun<br />
Bandung. Untuk mengawasi penggunaan dana, ia merekrut<br />
auditor internasional, PricewaterhouseCooper.<br />
Dalam keseharian, arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung<br />
dan Universitas Berkeley, Amerika Serikat, ini juga aktif<br />
mendengarkan keluhan masyarakat. Majalah detik sempat<br />
mengintilinya berkunjung ke rumah warga miskin di Kelurahan<br />
Burangrang, Kecamatan Lengkong. Saat itulah Ridwan dan<br />
istrinya terlihat berkaca-kaca saat mendengarkan cerita duka<br />
warganya.<br />
Namun dia juga bisa galak dan tegas kepada pedagang<br />
kaki lima yang dianggap melanggar ketentuan. Sesaat sebelum<br />
menuju rumah warga miskin, dia memimpin langsung<br />
razia terhadap mereka. “Kepada PKL yang teregistrasi, kami<br />
menyediakan fasilitas kredit sebesar Rp 3 juta untuk meningkatkan<br />
kemampuan mereka,” kata Ridwan kepada majalah<br />
detik, Jumat, 24 Januari 2014.<br />
Lantas, bagaimana dia membenahi masalah lain, seperti<br />
sampah dan kemacetan Bagaimana pula dia membangun<br />
perekonomian yang prorakyat miskin Apa yang membuatnya<br />
tertarik terjun ke dunia politik Berikut ini petikan wawancara<br />
majalah detik di pendapa Balai Kota, selama dalam<br />
perjalanan di mobil dinas, hingga di pinggir jalan.<br />
Majalah detik 3 - 9 februari 2014