You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Fokus<br />
skandal thr<br />
sutan bhatoegana<br />
Mendirikan DPD<br />
dan pengurus anak<br />
cabang seluruh<br />
Indonesia itu butuh<br />
puluhan miliar.<br />
Vence Rumangkang<br />
Lamhot aritonang /detikfoto<br />
Vence Rumangkang sebagai pendiri sekaligus penyandang<br />
dana,” kata penulis buku Partai Demokrat & SBY, Akbar Faizal.<br />
Buku Partai Demokrat & SBY terbit pada tahun 2005. Saat<br />
itu, Akbar menjadi Ketua Umum Kader Muda Demokrat. Kini<br />
ia menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat<br />
(Nasdem).<br />
Para pengusaha yang masuk Demokrat termasuk yang<br />
lumayan banyak berkeringat. Mereka, menurut Vence, harus<br />
melego harta miliknya, terutama saat partai membangun<br />
jaringan kepengurusan di tingkat daerah agar lolos verifikasi<br />
Komisi Pemilihan Umum. “Mendirikan DPD dan pengurus<br />
anak cabang seluruh Indonesia itu butuh puluhan miliar,”<br />
ujarnya.<br />
Vence bersama Sutan memang masuk Tim Akselerasi<br />
pembentukan pengurus daerah. Di dalam tim itu juga ada<br />
Syarief Hasan.<br />
Kini pendiri partai, seperti Sutan dan Syarief, mulai disorot<br />
dalam kasus dugaan korupsi. Sebelumnya, pemberitaan kasus<br />
korupsi banyak diisi politikus yang masuk Demokrat menjelang<br />
Pemilihan Umum 2009. Kader “indekos”—begitu mereka<br />
dijuluki—bertumbangan setelah terbongkarnya permainan<br />
proyek pembangunan kompleks olahraga Hambalang, Bogor.<br />
Dimulai dari Bendahara Demokrat M. Nazaruddin, berturutturut<br />
masuk ruang tahanan Andi Alifian Mallarangeng dan<br />
setelah itu mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum.<br />
Nah, kini mulai muncul nama deklarator dan kader senior<br />
dalam radar Komisi Pemberantasan Korupsi. Misalnya saja<br />
Irianto Muchyi, yang menurut buku Partai Demokrat & SBY,<br />
termasuk anggota Tim 99 yang mendirikan Demokrat.<br />
Staf ahli Sutan ini disebut KPK menerima uang dari Didi<br />
Dwi Sutrisnohadi, Kepala Biro Keuangan Kementerian Energi<br />
dan Sumber Daya Mineral.<br />
Akibat kasus dugaan suap di kementerian ini, Menteri<br />
ESDM Jero Wacik pun disorot. Namun kader senior Demokrat<br />
itu membantah adanya uang dari kementeriannya buat<br />
Majalah detik 3 - 9 februari 2014