11.01.2015 Views

Bisnis-Indonesia-Arah-Bisnis-dan-Politik-2014

Bisnis-Indonesia-Arah-Bisnis-dan-Politik-2014

Bisnis-Indonesia-Arah-Bisnis-dan-Politik-2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pengawasan Jasa Keuangan<br />

berharap akan ada dalam waktu dekat. Membikin peraturan<br />

itu perlu public consultation.<br />

Memerlukan waktu karena harus ada menerima pendapat<br />

pasar, publik, aturan untuk mebuat aturan, salah<br />

satunya disyaratkan harus berkonsultasi dengan pasar.<br />

Ada banyak sekali aturan, lebih dari 200 aturan di<br />

pasar modal <strong>dan</strong> asuransi digabung menjadi satu. Perlu<br />

di-review karena dinilai tidak terlalu relevan. Sekali lagi<br />

ini memerlukan waktu, dilihat juga kapasitas untuk<br />

melakukan pengawasan juga diperhatikan.<br />

Ada dua isu, soal kompetensi kualitas orang-orangnya<br />

<strong>dan</strong> soal jumlah. Sekarang ada 800 orang lebih, ditambah<br />

BI 1.200 orang. Ditambah lagi menerima 500 orang<br />

baru. Ini semua ini memerlukan persiapan. Semua ini<br />

dilakukan untuk pengawasan. Kita perlu memiliki<br />

metodologi yang baik, rasanya pengalaman dari tempat<br />

lain sudah ada, tidak perlu ngarang-ngarang sendiri.<br />

SEC sudah banyak memberikan contoh, kita tinggal<br />

melihat template-nya saja.<br />

Apakah ada pengawasan khusus untuk konglomerasi<br />

di pasar modal<br />

Ada, karena ini memang amanat dari UU OJK, harus<br />

mampu melakukan pengawasan yang terintegrasi karena<br />

ada kenyataan bahwa konglomerasi keuangan<br />

berkembang pesat di <strong>Indonesia</strong>.<br />

Sebenarnya kalau dilihat bank, asuransi, pembiayaan,<br />

manajer investasi, itu banyak dimiliki oleh orang yang<br />

sama. Kita ingin melihat ini di dalam konteks yang lebih<br />

luas (group supervision), kita ingin melakukan pengawasan<br />

yang lebih terintegrasi.<br />

Karena itu perlu a<strong>dan</strong>ya penguatan oleh perusahaan<br />

induk yang bisa berupa bank atau perusahaan asuransi<br />

atau yang lain. Perusahaan induk perlu diperkuat perannya.<br />

Kebetulan di <strong>Indonesia</strong> mostly perusahaan induk<br />

berbentuk bank.<br />

Hampir semua bank memiliki anak usaha perusahaan<br />

asuransi, atau perusahaan finansial, perusahaan sekuritas.<br />

Bank nomor 1-22 itu punya semua. Kalau digabung<br />

asetnya digabung antara induk <strong>dan</strong> anak semua sudah<br />

mencapai 70% dari seluruh aset industri keuangan.<br />

Kalau sudah fokus ke mereka ini, sebetulnya stabilitas<br />

industri keuangan sudah dapat terjaga diyakni, tinggal<br />

bagaimana kita mengawasi mereka ini.<br />

Saya ingin melihat kalau induk perusahaannya berupa<br />

bank. Bank diminta konsolidasi. Dari segi permodalan<br />

harus juga memperatikan risiko yang ada di anak perusahaannya.<br />

Di Inggris, misalnya, baru kejadian, diberikan<br />

denda besar betul. Perilaku yang salah dari anak<br />

perusahaan, seperti menarik ke bawah induknya.<br />

Kita akan mengeluakran guidelines bagaimana perusahaan<br />

induk harus mengawasi anak-anaknya sebagai<br />

bagian yang terintegrasi dari itu semua<br />

Ada tiga hal yang bisa diintegrasikan. Pertama, manajemen<br />

risiko di induk <strong>dan</strong> anak perusahaan menggunakan<br />

aturan yang sama. Kedua, audit dilakukan secara<br />

teritegrasi, kalau diaudit induknya, juga diaudit anakanaknya.<br />

Ketiga, ingin melihat kebijakan yang terintegrasi<br />

dalam SDM-nya, jangan sampai orang KW II disuruh<br />

pimpin anak perusahaan, juga aset rusak juga<br />

jangan ditaruh di anak perusahaan.<br />

Tidak jamannya sepertii ini. Akan ada metodologi<br />

mengawasi terutama induk perusahaan yang memiliki<br />

anak perusahaan. Dilihat dalam satu potret yang sama,<br />

ini akan dibedah di mata yang sama <strong>dan</strong> dilihat kaitan<br />

satu sama lain yang semakin lama semakin kompleks.<br />

Semuanya, meliputi bukan hanya pasar modal tapi juga<br />

bank <strong>dan</strong> bukan bank.<br />

Berapa besar pungutan OJK<br />

Pungutan itu bagi saya sebetulnya saya sudah belajar<br />

dari lebih dari 80 OJK lain di dunia. Kita lihat semuanya<br />

beda-beda aturannya ada yang sangat detail, kompleks.<br />

Itu bisa dijadikan acuan. Tapi esensinya yang dilihat<br />

adalah bagaimana pungutan itu kembali ke industri<br />

dalam bentuk program kerja yang diyakni akan memberikan<br />

perbaikan pada industri. Ada recycle process.<br />

Ditarik ke OJK akan ditarik lagi dalam bentuk program<br />

kerja OJK, yang akan diteliti oleh DPR, karena anggaran<br />

kita diaprrove oleh DPR, karena itu kami mencoba<br />

membagun komunikasi dengan industri agar melihat<br />

prioritas yang ada. Agar prioritas dia jadi prioritas kita<br />

juga. Akan dijadikan program kerja.<br />

Mestinya tidak jadi hambatan, asalkan prosesnya<br />

transparan, program kerjanya diusahakan baik.<br />

Kalau misalnya jangat terlalu besar dong, memberatkan,<br />

saya pikir memberatkan atau tidak itu relatif. Apa<br />

yang di-propose di RPP itu 0,03%. Jauh di bawah premi<br />

yang dibayar ke LPS sebesar 0,25%. Memang perlu<br />

kebiasaan. Perbandingan dengan aset Ada yang aset,<br />

ada yang lain, tergantung bisnis nya berbasis apa.<br />

Mungkin detailnya tunggu PP ditandatangani.<br />

Apakah tetap menggunakan istilahnya pu ­<br />

ngutan<br />

Istilahnya pungutan, kayak pungli gitu ya<br />

Konotasinya jadi negatif ya Kita perlu lakukan edukasi,<br />

menyadari bahwa prinsipnya surat dari asosiasi yang<br />

diterima itu kalau pun diterapkan jangan membebani,<br />

<strong>dan</strong> bertahap, makanya ketergantungan kepada APBN<br />

tidak langsung nol, dibikin grafiknya seperti ini.<br />

Sebetulnya bisa saja langsung pungutan semua, tapi<br />

0,03% itu dianggap bagaimana, makanya dibuat bertahap<br />

sehingga mungkin tahun 2016 atau 2017 baru akan<br />

full ke pungutan. Semua sektor bertahap. Jadi sekarang<br />

sekian persen dari 0,03% sampai kemudian 100% dari<br />

0,03% itu.<br />

Sektor bank kan dari aset, perusahaan lain berdasarkan<br />

apa<br />

Bervariasi, nanti saja dulu detailnya. Tidak mau mendahului<br />

PP. Tapi intinya beda-beda. Tidak hafal kategorinya.<br />

Bank <strong>dan</strong> lain lain beda pendekatannya, karena<br />

karakteristiknya juga berbeda.<br />

Pungutan berdasarkan variabel tidak ada hanya<br />

tahunan <strong>dan</strong> ketika buka izin pertama kali. Mudahmudahan<br />

tidak terlalu memberatkan. Mudah-mudahan<br />

tidak terlalu memberatkan. Akan dibuat gradual itu <strong>dan</strong><br />

komunikasi dijaga.<br />

Apakah itu mencukupi<br />

Dilihat nantilah seiring tumbuh kembangnya. Tapi<br />

kan OJK tidak besar anggarannya, malah dimungkinkan<br />

16 | Laporan Khusus <strong>Arah</strong> <strong>Bisnis</strong> & <strong>Politik</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!