11.01.2015 Views

Bisnis-Indonesia-Arah-Bisnis-dan-Politik-2014

Bisnis-Indonesia-Arah-Bisnis-dan-Politik-2014

Bisnis-Indonesia-Arah-Bisnis-dan-Politik-2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Industri Telekomunikasi<br />

LTE, antara Tuntutan, Kebutuhan,<br />

<strong>dan</strong> <strong>Bisnis</strong><br />

Global Mobile Suppliers Association<br />

(GSA) menyebutkan hingga Oktober<br />

2013 sebanyak 222 operator dari 83<br />

negara telah meluncurkan layanan<br />

komersial long term evolution (LTE).<br />

Mereka memperkirakan akan ada<br />

260 jaringan komersial LTE di 93<br />

negara hingga akhir 2013.<br />

Bagaimana dengan <strong>Indonesia</strong><br />

Galih Kurniawan<br />

redaksi@bisnis.co.id<br />

Saat ini satu-satunya operator yang<br />

telah menggelar layanan LTE alias<br />

4G di <strong>Indonesia</strong> adalah PT Internux.<br />

Mereka menggunakan teknologi LTE<br />

TDD (time division duplex) di spektrum<br />

2,3GHz yang hanya dapat melayani<br />

data. Sejumlah operator juga menghuni spektrum<br />

ini antara lain Berca Hardayaperkasa, First Media,<br />

Telkom, Indosat Mega Media (IM2) <strong>dan</strong> Jasnita<br />

Telekomindo. Masing-masing dari operator tersebut<br />

memiliki spektrum sebesar 15MHz.<br />

First Media <strong>dan</strong> Berca dari awal bahkan sudah<br />

menyatakan kesiapan menggelar LTE TDD meski<br />

sampai saat ini tak kunjung terealisasi. Menurut<br />

Kementerian Komunikasi <strong>dan</strong> Informatika spektrum<br />

2,3GHz ditetapkan untuk moda TDD. Ketentuan<br />

tersebut berdasarkan Peraturan Menkominfo<br />

No.8/2009 tentang Penetapan Pita Frekuensi Radio<br />

Untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel Pada<br />

Pita Frekuensi Radio 2,3GHz yang dikeluarkan pada<br />

19 Januari 2009.<br />

Spektrum ini awalnya digunakan untuk layanan<br />

Wimax yang layu karena tak berhasil membangun<br />

ekosistem. Kini para operator Wimax pun mendapat<br />

angin segar dengan teknologi LTE yang dapat<br />

mereka aplikasikan.<br />

Keyakinan itu sempat dilontarkan Direktur<br />

Penjualan First Media Dicky Mochtar. Dia menilai<br />

potensi mengembangkan layanan LTE TDD cukup<br />

besar di <strong>Indonesia</strong>. Menurutnya sejumlah operator<br />

ternama di dunia bahkan belakangan pindah ke LTE<br />

TDD. “Ada China Mobile, Softbank di Jepang <strong>dan</strong><br />

satu operator di India,” ujarnya.<br />

Dia meyakini nasib TDD LTE tidak akan seperti<br />

Wimax yang layu sebelum berkembang karena<br />

tidak berhasil mengembangkan ekosistem. Lembaga<br />

riset Frost & Sullivan dalam salah satu laporannya<br />

memperkirakan permintaan terhadap alat uji LTE<br />

akan terus tumbuh. Pengujian tersebut penting<br />

untuk memenuhi standar industri serta layanan<br />

sesuai harapan konsumen.<br />

Menurut mereka bisnis ini secara global mengha ­<br />

silkan pendapatan sebesar US$947,2 juta pada 2012<br />

<strong>dan</strong> diperkirakan akan terus meningkat hingga empat<br />

kali lipat mencapai US$3,97 miliar pada 2019.<br />

Perkembangan ekosistem tentu juga sangat<br />

bergantung pada ketersediaan perangkat<br />

telekomunikasi yang mendukung. Berdasarkan<br />

data yang dihimpun GSA, hingga November lalu<br />

terdapat sebanyak 1.240 jenis perangkat dari 120<br />

pemanufaktur yang mendukung LTE. Sebanyak<br />

680 jenis perangkat di antaranya sudah dirilis pada<br />

2012. Pertumbuhan juga terjadi dari sisi produsen<br />

yang meningkat hingga 44%. Menurut data GSA,<br />

perangkat yang mendukung LTE TDD saat ini baru<br />

mencapai 274 jenis.<br />

Kebanyakan perangkat LTE enabled memang<br />

masih didominasi untuk teknologi frequency<br />

division duplex (FDD). Selain digunakan untuk<br />

data, LTE FDD juga dapat memfasilitasi telepon<br />

melalui jaringan. Teknologi inilah yang kini tengah<br />

ditunggu lisensinya di <strong>Indonesia</strong> oleh para operator<br />

GSM (global system for mobile communication).<br />

UJICOBA<br />

Sejumlah operator GSM sejak jauh-jauh hari<br />

sudah menggelar uji coba jaringan LTE.<br />

Telkomsel <strong>dan</strong> XL bahkan mencuri start” dengan<br />

menggelar layanan LTE FDD di Bali saat digelar<br />

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic<br />

Cooperation (APEC) 2013 pada Oktober. Kedua operator<br />

tersebut masih mendapatkan izin dari<br />

Kominfo untuk menggelar LTE sampai Desember.<br />

Mereka sama-sama menggunakan spektrum 1.800<br />

MHz untuk menggelar layanan LTE di Bali meski<br />

dengan lebar frekuensi berbeda.<br />

Axis yang tinggal menunggu waktu untuk<br />

diakuisi XL juga sempat melakukan uji coba LTE<br />

meski hanya di level indoor. Adapun Indosat<br />

juga sudah menyatakan kesiapan menggelar LTE<br />

pasca melakukan modernisasi jaringan. Indosat<br />

kini mengandalkan teknologi UMTS (universal<br />

mobile for telecommunications system) di spektrum<br />

900MHz untuk menggelar layanan mobile<br />

66 | Laporan Khusus <strong>Arah</strong> <strong>Bisnis</strong> & <strong>Politik</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!