Bisnis-Indonesia-Arah-Bisnis-dan-Politik-2014
Bisnis-Indonesia-Arah-Bisnis-dan-Politik-2014
Bisnis-Indonesia-Arah-Bisnis-dan-Politik-2014
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Kalau ingin sungguh-sungguh membangun ketahanan<br />
<strong>dan</strong> swasembada pangan, kita harus bicara tentang strategi<br />
kebijakan yang terintegrasi untuk jangka waktu<br />
50-100 tahun dari sekarang, bukan sepenggal-sepenggal.<br />
Dan, sekali lagi implementasi kebijakan itu harus konsisten.<br />
Seberapa seriuskah problem pangan nasional jika<br />
industri pupuk semakin kesulitan gas<br />
Ya, tanpa gas tentu saja pabrik-pabrik pupuk akan<br />
mati. Kami punya cerita tersendiri tentang pabrik [milik<br />
BUMN pupuk] yang mati gara-gara tidak memperoleh<br />
alokasi gas. Dan, kalau problem gas terus terjadi kita<br />
akan berpotensi berada pada situasi rawan pangan yang<br />
se makin memperbesar ketergantungan terhadap pangan<br />
impor, karena produksi di dalam negeri tak mungkin<br />
cukup.<br />
Tidak ada lagi kedaulatan pangan yang pada akhirnya<br />
pengadaan pangan impor akan menjadi beban yang<br />
sangat berat bagi pemerintah, terlebih ketika harga<br />
pangan melambung <strong>dan</strong> kurs dolar tinggi seperti sekarang<br />
ini.<br />
Selain urusan gas, apa problem lain yang menghambat<br />
program ketahanan pangan<br />
Soal luas lahan pertanian. Di <strong>Indonesia</strong>, sebagian<br />
besar petani menggarap lahan yang sangat sempit<br />
kurang dari 0,5 hektare sehingga pengelolaannya menjadi<br />
tidak efisien. Untuk itu, pemerintah perlu mengembangkan<br />
lahan-lahan baru areal pertanian yang luas di<br />
luar Jawa sehingga bisa dilakukan mekanisasi pertanian<br />
<strong>dan</strong> pengerjaannya lebih efisien. Ini<br />
sekaligus menggantikan lahan pertanian<br />
yang beralih fungsi.<br />
Dan, ke depan tidak boleh<br />
ada lagi konversi lahan pertanian<br />
pangan. Kalaupun terpaksa<br />
terjadi konversi, maka<br />
harus segera diganti dengan<br />
lahan baru yang dua kali<br />
lebih luas karena untuk<br />
menyiapkan lahan mentah<br />
hingga menjadi lahan pertanian<br />
yang<br />
siap<br />
tanam mem bu tuhkan waktu <strong>dan</strong> biaya yang besar.<br />
Soal subsidi apakah tidak ada masalah<br />
Kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor<br />
pangan secara implisit mencerminkan bahwa ketahanan<br />
pangan menjadi konsen pemerintah. Namun, nilai subsidi<br />
yang diberikan pemerintah relatif kecil dibandingkan<br />
de ngan Pakistan yang jumlah penduduk <strong>dan</strong> kebutuhan<br />
pangannya tak sebesar <strong>Indonesia</strong>.<br />
Di mana pun, kendala utama yang dihadapi perusahaan<br />
[BUMN] yang menangani tugas menyalurkan subsidi<br />
adalah terkait dengan cash flow. Masalah cash flow ini<br />
bagaimana pun juga ujung-ujungnya menjadi beban pe -<br />
merintah juga.<br />
Misal, jika terdapat piutang subsidi yang belum<br />
dibayar pemerintah sebesar Rp10 triliun, maka dalam<br />
se tahun akan memunculkan tambahan biaya Rp1 triliun,<br />
karena ada bunga sebesar 10% yang menjadi<br />
beban negara.<br />
Padahal, apabila Rp10 triliun tadi tidak menjadi piutang<br />
macet <strong>dan</strong> masuk sebagai modal kerja yang menghasilkan<br />
profit, maka setidaknya Rp300 miliar akan masuk ke<br />
kas negara. Jadi, Semestinya tiap tutup tahun tidak ada<br />
piutang yang belum dibayar pemerintah. Se ka rang ini<br />
piutang pemerintah mencapai sekitar Rp14 trilliun.<br />
Apa dampaknya<br />
Tentu piutang tadi akan mengurangi modal kerja,<br />
membebani HPP <strong>dan</strong> menekan daya saing untuk pupuk<br />
nonsusbidi. Selain itu, misi untuk merevitalisasi pabrik<br />
menjadi kian berat karena equity makin kecil. Dan, tentunya<br />
dividen untuk pemerintah juga menjadi tak optimal.<br />
Pada Tahun <strong>Politik</strong> <strong>2014</strong>, pemerintah akan sibuk<br />
Pemilu. Apakah menurut Anda urusan pangan <strong>dan</strong><br />
pupuk akan semakin terabaikan<br />
Tentu kita berharap tidak sampai begitu. Dalam hal<br />
ini, industri pupuk sudah mengamankan stok. Bagi<br />
kami, apapun yang terjadi pada <strong>2014</strong>, urusan pangan<br />
<strong>dan</strong> pupuk tidak boleh terganggu.<br />
Pewawancara: Cham<strong>dan</strong> Purwoko<br />
Arifin Tasrif<br />
<strong>Bisnis</strong>/Yayus Yuswoprihanto<br />
Laporan Khusus <strong>Arah</strong> <strong>Bisnis</strong> & <strong>Politik</strong> | 75