05.05.2015 Views

RUU KUHP - Draft II Tahun 2005 Lembaga Studi dan ... - Elsam

RUU KUHP - Draft II Tahun 2005 Lembaga Studi dan ... - Elsam

RUU KUHP - Draft II Tahun 2005 Lembaga Studi dan ... - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>RUU</strong> <strong>KUHP</strong> - <strong>Draft</strong> <strong>II</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2005</strong><br />

terjadinya pembajakan. Ini berarti bahwa apabila pelaku pembajakan udara tersebut<br />

diketemukan di Indonesia, maka Indonesia berwenang menuntutnya. Oleh karena itu,<br />

Indonesia juga wajib membuat ketentuan pi<strong>dan</strong>a untuk tindak pi<strong>dan</strong>a ini.<br />

Berbeda dengan pembajakan udara yang diatur dalam Pasal 644, dalam ketentuan<br />

Pasal ini perbuatan merampas atau mempertahankan perampasan dilakukan dengan<br />

kekerasan atau ancaman kekerasan dalam bentuk apapun, sehingga pilot berada dalam<br />

keadaan daya paksa <strong>dan</strong> tak bisa berbuat lain kecuali menyerahkan pengemudian<br />

pesawat udara.<br />

Pasal 258<br />

Cukup jelas.<br />

Pasal 259<br />

Perbuatan kekerasan dalam ketentuan Pasal ini merupakan tindak pi<strong>dan</strong>a yang wajib<br />

dilarang oleh negara peserta Konvensi Internasional mengenai The Suppression of<br />

Unlawful Acts Against the Safety of Civil Aviation yang diadakan di Montreal-Kanada<br />

pada tahun 1971, sebagai pelengkap Konvensi Den Haag tahun 1970.<br />

Pasal 260<br />

Cukup jelas.<br />

Pasal 261<br />

Perbuatan kekerasan dalam Pasal ini merupakan tindak pi<strong>dan</strong>a yang wajib dilarang oleh<br />

negara peserta dari Konvensi Internasional mengenai The Suppression of Unlawful Acts<br />

Against the Safety of Civil Aviation yang diadakan di Montreal-Kanada pada tahun 1971,<br />

sebagai pelengkap dari konvensi Den Haag 1970.<br />

Pasal 262<br />

Cukup jelas.<br />

Pasal 263<br />

Ketentuan yang diatur dalam Pasal ini adalah tindakan berupa pemberitahuan palsu,<br />

misalnya melalui telepon atau alat komunikasi lainnya tentang a<strong>dan</strong>ya bom dalam<br />

pesawat udara. Dengan pemberitahuan palsu tersebut, yang dikenal dengan istilah<br />

bomb hoax, sudah dapat menimbulkan kepanikan bagi awak serta penumpang yang<br />

dapat menyebabkan bahaya bagi pesawat udara.<br />

Pasal 264<br />

Tindak pi<strong>dan</strong>a penyerangan diri seseorang pada umumnya dapat merupakan berbagai<br />

tindak pi<strong>dan</strong>a, seperti penganiayaan atau melakukan kekerasan. Karena tindak pi<strong>dan</strong>a<br />

dalam ketentuan Pasal ini ditujukan kepada diri Presiden atau Wakil Presiden, maka jika<br />

ancaman pi<strong>dan</strong>a tidak termasuk dalam pi<strong>dan</strong>a yang lebih berat, maka berlaku ketentuan<br />

dalam Pasal ini.<br />

Pasal 265<br />

Yang dimaksud dengan “menghina” adalah perbuatan apapun yang menyerang nama<br />

baik atau martabat Presiden atau Wakil Presiden di muka umum. Termasuk penghinaan<br />

adalah menista dengan surat, memfitnah, <strong>dan</strong> menghina dengan tujuan memfitnah.<br />

Penghinaan terhadap orang biasanya merupakan tindak pi<strong>dan</strong>a aduan, akan tetapi<br />

penghinaan terhadap Presiden atau Wakil Presiden dapat dituntut dengan tidak perlu<br />

ada pengaduan. Pasal ini tidak dimaksudkan untuk meniadakan atau mengurangi<br />

kebebasan mengajukan kritik ataupun pendapat yang berbeda dengan yang dianut<br />

Presiden atau Wakil Presiden.<br />

<strong>Lembaga</strong> <strong>Studi</strong> <strong>dan</strong> Advokasi Masyarakat (ELSAM) 48

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!