05.05.2015 Views

RUU KUHP - Draft II Tahun 2005 Lembaga Studi dan ... - Elsam

RUU KUHP - Draft II Tahun 2005 Lembaga Studi dan ... - Elsam

RUU KUHP - Draft II Tahun 2005 Lembaga Studi dan ... - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>RUU</strong> <strong>KUHP</strong> - <strong>Draft</strong> <strong>II</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2005</strong><br />

keadaan sedemikian rupa yang menimbulkan rasa takut, cemas, atau khawatir pada<br />

orang yang diancam.<br />

Penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan ini tidak perlu semata-mata ditujukan<br />

kepada pemilik barang, tetapi juga dapat pada orang lain, misalnya pembantu rumah<br />

tangga atau penjaga rumah.<br />

Pasal 598<br />

Cukup jelas.<br />

Pasal 599<br />

Ketentuan dalam Pasal ini mengatur pencurian dalam keluarga. Pengertian<br />

"penguasaan bersama atas harta" <strong>dan</strong> "menguasai sendiri harta ben<strong>dan</strong>ya" menunjuk<br />

pada pengertian "harta kekayaan yang terpisah" <strong>dan</strong> "harta kekayaan yang tidak<br />

terpisah (bersama)" sebagaimana dimaksud dalam peraturan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan di<br />

bi<strong>dan</strong>g perkawinan yang berlaku bagi suami <strong>dan</strong> istri tersebut.<br />

Yang dimaksud dengan "keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus atau<br />

kesamping sampai derajad kedua".<br />

Pencurian yang dilakukan oleh suami atau istri terhadap harta kekayaannya yang tidak<br />

terpisah, tidak dapat dilakukan penuntutan baik sebagai pelaku maupun pembantu<br />

pencurian. Apabila harta kekayaan suami istri terpisah, penuntutan dapat dilakukan<br />

apabila ada pengaduan terlebih dahulu dari yang terkena tindak pi<strong>dan</strong>a itu.<br />

Pengertian "harta kekayaan yang terpisah <strong>dan</strong> yang tidak terpisah" harus diartikan<br />

sesuai dengan ketentuan hukum <strong>dan</strong> perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan yang berlaku di bi<strong>dan</strong>g<br />

hukum perkawinan.<br />

Pasal 600<br />

Ketentuan dalam Pasal ini mengatur tindak pi<strong>dan</strong>a pemerasan. Paksaan dalam<br />

ketentuan pasal ini lebih bersifat paksaan fisik atau lahiriah, antara lain dengan todongan<br />

pisau atau pistol.<br />

Kekerasan atau ancaman kekerasan tidak harus ditujukan pada orang yang diminta<br />

untuk memberikan barang, membuat utang, atau menghapuskan piutang, tetapi dapat<br />

juga ditujukan pada orang lain, misalnya terhadap anak, atau istri atau suami.<br />

Pengertian "memaksa" meliputi pemaksaan yang berhasil (misalnya barang diserahkan)<br />

maupun yang gagal. Dengan demikian, apabila pemerasan tidak berhasil atau gagal,<br />

pembuat tindak pi<strong>dan</strong>a tetap dituntut berdasarkan ketentuan dalam Pasal ini, bukan<br />

dengan ketentuan mengenai percobaan.<br />

Pasal 601<br />

Ketentuan dalam Pasal ini mengatur tentang tindak pi<strong>dan</strong>a pengancaman.<br />

Unsur utama tindak pi<strong>dan</strong>a dalam Pasal ini sama dengan tindak pi<strong>dan</strong>a pemerasan yaitu<br />

memaksa orang supaya memberikan barang, membuat pengakuan utang, atau<br />

menghapuskan piutang. Perbedaannya terletak pada sarana pemaksaan yang<br />

digunakan. Pada pemerasan, paksaan lebih bersifat fisik <strong>dan</strong> lahiriah, se<strong>dan</strong>gkan pada<br />

tindak pi<strong>dan</strong>a pengancaman sarana paksaannya lebih bersifat non fisik atau batiniah<br />

yaitu dengan menggunakan ancaman penistaan baik lisan maupun tulisan atau dengan<br />

ancaman akan membuka rahasia. Ancaman penistaan atau membuka rahasia tidak<br />

harus berhubungan langsung dengan orang yang diminta untuk memberikan barang,<br />

<strong>Lembaga</strong> <strong>Studi</strong> <strong>dan</strong> Advokasi Masyarakat (ELSAM) 82

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!