12.07.2015 Views

RUU KUHP 2010 Penjelasan - Elsam

RUU KUHP 2010 Penjelasan - Elsam

RUU KUHP 2010 Penjelasan - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

220Pasal 88Ayat (1)Pelaksanaan pidana mati dengan cara menembak terpidanadidasarkan pada pertimbangan bahwa sampai saat ini cara tersebutdinilai paling manusiawi. Dalam hal dikemudian hari terdapatcara lain yang lebih manusiawi daripada dengan cara menembakterpidana, pelaksanaan pidana mati disesuaikan denganperkembangan tersebut.Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)Pelaksanaan pidana mati terhadap wanita hamil harus ditundasampai ia melahirkan. Hal ini dimaksudkan agar pelaksananpidana mati tidak mengakibatkan terjadinya pembunuhanterhadap dua makhluk.Begitu pula pelaksanaan pidana mati terhadap orang sakit jiwaditangguhkan sampai orang yang bersangkutan sembuh daripenyakitnya.Ayat (4)Mengingat beratnya pidana mati dan tidak mungkin dapatdiperbaiki lagi apabila ada kekeliruan, maka pelaksanaannya barudapat dilakukan setelah Presiden menolak permohonan grasiorang yang bersangkutan.Berkaitan dengan pidana mati, Indonesia sudah mengikutikonvensi Safeguards Quaranteeing Protection on the Rights ofthose Facing the Death Penalty Economic and Social CouncilResolution 1984/50, adopted 25 May 1984.Pasal 89Dalam Kitab Undang-Undang Pidana ini, pidana mati bukan sebagaisalah satu jenis pidana pokok, tetapi sebagai pidana khusus. Kekhususanini ditunjukkan bahwa pidana mati diancamkan dan dijatuhkan secarasangat selektif. Dalam hubungan ini, hakim pertama-tama selalumempertimbangkan secara mendalam apakah dalam kasus yang dihadapidapat diterapkan pidana alternatif “penjara seumur hidup” ataupun“penjara 20 (dua puluh) tahun”. Dalam hal masih terdapat keraguanmengenai kemungkinan penggunaan salah satu pidana alternatif tersebutuntuk kasus yang bersangkutan, maka dalam ketentuan Pasal ini dibukakemungkinan bagi hakim untuk menjatuhkan “pidana mati bersyarat”.Dalam hal syarat-syarat yang tercantum dalam Pasal ini dipenuhi olehterpidana selama masa penundaan 10 (sepuluh) tahun, maka Menteriyang bertanggung jawab di bidang hukum dapat mengubah pidanatersebut menjadi salah satu pidana alternatif. Dengan pola ini, makajelaslah bahwa Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ini inginmembatasi pelaksanaan pidana mati sesuai dengan perasaan keadilanyang berkembang dalam masyarakat.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!