Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pemerintah pun telah memberlakukan SNI Wajib kepada gula rafinasi<br />
yang diproduksi di dalam negeri sehingga kualitas yang diproduksi terjamin.<br />
Selama ini banyak industri pengguna gula rafinasi yang meragukan kualitas dari<br />
gula rafinasi yang dihasilkan di pabrik dalam negeri.<br />
Pembatasan impor gula rafinasi ini mendapat tentangan dari Gabungan<br />
Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) selaku pengguna<br />
utama gula rafinasi. Hal ini dikarenakan mutu dari gula rafinasi dalam negeri<br />
yang masih dipertanyakan sementara bagi industri makanan, minuman dan<br />
farmasi memerlukan kualitas dan standar khusus sehingga tidak bisa<br />
sembarangan menggunakan gula rafinasi. Karena impor gula rafinasi dibatasi<br />
secara ketat di tahun 2009, industri makanan, minuman dan farmasi mengalami<br />
kesulitan dalam memperoleh gula rafinasi bahkan industri kecil menjadi<br />
menggunakan gula kristal putih padahal hasil akhir produk akan menjadi kurang<br />
baik.<br />
Permasalahan lainnya muncul saat gula rafinasi membanjiri pasar<br />
ritel/rumah tangga karena harganya yang lebih murah. Hal ini berkaitan erat<br />
dengan jalur distribusi dari pabrik gula rafinasi. Beberapa pabrik gula rafinasi<br />
seperti Jawamanis Rafinasi lebih mengutamakan produksi gula rafinasinya<br />
untuk industri makanan dan minuman. Sekitar 80% 12 hasil produksi Jawamanis<br />
Rafinasi dijual langsung kepada industri makanan dan minuman, dan sisanya<br />
dijual ke distributor yang telah ditunjuk. Pola yang sama pun dilakukan oleh PT<br />
Angels Products. Permasalahan rembesan gula rafinasi ke pasaran ritel lebih<br />
disebabkan pada pola distribusi dari pabrik gula rafinasi yang lebih besar<br />
menjual kepada distributornya ketimbang menjual langsung kepada konsumen<br />
industri. Dari distributor tersebut diperkirakan kemungkinan penyimpangan<br />
berawal. Penyimpangan juga bisa disebabkan dari konsumen industri yang<br />
melakukan pembelian gula rafinasi dalam jumlah besar yang kemudian<br />
menyelewengkan peruntukannya.<br />
2.3. Jalur Distribusi <strong>Gula</strong><br />
Jalur distribusi antara gula kristal putih dan gula rafinasi berbeda. Berikut ini<br />
jalur distribusi gula kristal putih.<br />
12 Hasil diskusi KPPU dengan PT Jawamanis Rafinasi tanggal 28 Juni <strong>2010</strong>.<br />
12