20.09.2016 Views

[2010] Position Paper Industri Gula

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Menurut ketentuan ini, IT bisa saja bekerja sama dengan pihak ketiga namun<br />

kerjasama tersebut bukan berarti bahwa pihak ketiga boleh mengimpor gula. Selain<br />

itu, SK 527 juga mengatur ketentuan mengenai impor gula oleh importir produsen (IP)<br />

gula. Hal-hal yang diatur antara lain adalah syarat kadar kualitas gula (ICUMSA), baik<br />

untuk gula rafinasi, gula mentah, maupun gula kristal putih yang boleh diimpor oleh<br />

IP. Jika dalam SK sebelumnya disebutkan gula kristal putih hanya dapat diimpor<br />

apabila harga gula kristal putih di tingkat petani mencapai di atas Rp 3.100 per kg,<br />

maka dalam SK yang baru ini ditentukan bahwa IT yang mengimpor gula kristal putih<br />

harus menyangga harga gula di tingkat petani sebesar Rp 3.410. Upaya melindungi<br />

harga juga terlihat dari pengaturan waktu impor, dimana gula kristal putih tidak boleh<br />

diimpor pada saat sebulan sebelum dan dua bulan sesudah musim giling. Penentuan<br />

kebutuhan gula kristal putih yang akan diimpor ditetapkan berdasarkan kesepakatan<br />

instansi terkait, berdasarkan pembahasan mengenai tingkat produksi dan stok di dalam<br />

negeri.<br />

3.3. Rencana Revisi SK 527 Tahun 2004<br />

Sistem tata niaga gula yang semula dimaksudkan mengatur keseimbangan<br />

supply dan demand telah menempatkan posisi petani sebagai pihak yang harus<br />

dilindungi. Hal ini tercermin baik dalam SK 643 maupun SK 527. Impor gula sebelumnya<br />

juga diatur oleh pemerintah melalui SK 643 tentang tata niaga impor gula, yang<br />

memberikan kewenangan untuk mengimpor gula bagi importir terdaftar saja.<br />

Sementara pada SK 527 pemerintah membagi segmentasi pemasaran gula dan membagi<br />

gula atas gula kristal putih (gula tebu) dan gula rafinasi.<br />

Hingga kini pemerintah sudah beberapa kali merevisi SK 527. Pada tanggal 21<br />

April 2005, pemerintah juga mengeluarkan perangkat Peraturan Menteri Perdagangan<br />

No.08/M-DAG/PER/4/2005 tentang Perubahan atas Kepmenperindag<br />

No.527/MPP/Kep/9/2004 tentang Ketentuan Impor <strong>Gula</strong>. Pada dasarnya peraturan ini<br />

tidak hanya mengatur tentang harga patokan akan tetapi pada akhirnya juga mengatur<br />

jumlah pasokan.<br />

Dikatakan bahwa <strong>Gula</strong> kristal putih yang dapat diimpor harus memiliki bilangan<br />

ICUMSA antara 70 IU sampai 200 IU. Selain itu juga diatur bahwa impor dapat<br />

dilakukan jika harga gula kristal putih di tingkat petani mencapai di atas Rp. 3.800,-<br />

per kg dan atau apabila produksi dan atau persediaan gula kristal putih di dalam<br />

negeri tidak mencukupi kebutuhan.<br />

40

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!