20.09.2016 Views

[2010] Position Paper Industri Gula

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dalam perkembangan harga, seharusnya pergerakan harga gula dalam negeri<br />

seiring dengan pergerakan harga gula internasional. Dengan penurunan yang terjadi<br />

selama ini dari US $ 800/ton menjadi US $ 500/ton, seharusnya menggiring harga<br />

kembali ke semula yakni berada di kisaran Rp 7.000-9.000 per kg. Tetapi saat ini harga<br />

tetap berada di kisaran Rp 9.500-Rp 12.000 per kg.<br />

Di bulan Mei sampai dengan pertengahan bulan Juni, sesungguhnya telah<br />

terjadi pergerakan harga gula yang turun sehingga mencapai besaran di bawah<br />

Rp.10.000 per kg. Tetapi pergerakan tersebut lebih disebabkan oleh terjadinya<br />

rembesan gula rafinasi ke dalam pasar. Terdapat beberapa pelaku usaha besar di gula<br />

rafinasi yang secara terang-terangan memasok pasar gula konsumsi antara lain<br />

Makassar Tene.<br />

Penurunan tersebut justru segera direaksi secara negatif oleh para produsen<br />

gula, termasuk petani gula, karena menyebabkan harga lelang gula turun menjadi<br />

sekitar Rp.7.400 per kg. Petani dalam beberapa kesempatan melalui APTRI<br />

menginginkan agar harga lelang gula tidak berada di bawah Rp 8.000 per kg. Protes<br />

mereka rupanya efektif, karena tidak lama kemudian harga lelang gula pada bulan Juli<br />

mulai mendekati Rp. 9.000 per kg 24 .<br />

Potensi terkerek tidaknya harga gula dapat dibaca dari harga lelang gula di<br />

pabrik gula BUMN, yang banyak melakukan kerja sama dengan petani. Sebagaimana<br />

diketahui proses lelang dilakukan terbuka, akan tetapi dalam peserta lelang terdapat<br />

pelaku usaha yang menjadi penyedia dana talangan yang akan mendapatkan bagian<br />

40% dari selisih harga gula milik petani dengan harga dasar gula. Melalui model ini,<br />

maka sulit bagi peserta lelang lain untuk memenangkan lelang karena pada saat yang<br />

sama pemilik dana talangan akan memperoleh tambahan keuntungan berupa 40% dari<br />

selisih harga. Semakin tinggi harga, semakin tinggi pula persentase tambahan<br />

keuntungan bagi mereka.<br />

Dalam hal inilah, maka menjadi penyedia dana talangan akan menjadi<br />

keunggulan tersendiri dalam persaingan pelelangan gula. Memperhatikan gula milik<br />

BUMN tahun 2009 yang mencapai 1.222.570 ton, dengan asumsi gula petani adalah<br />

sekitar 70%nya maka gula petani adalah sebesar 855.799 ton. Apabila harga lelang<br />

dirata-ratakan pada harga Rp 8.350 per kg, maka selisih dengan harga dasar adalah<br />

sebesar Rp 3.000 per kg. Dengan 40 % milik penyedia dana talangan, maka penyedia<br />

24 Dikutip dari Harian Bisnis Indonesia yang ditulis oleh Sepudin Zuhri dengan judul “Harg <strong>Gula</strong><br />

Petani Membaik”.<br />

52

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!