Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Fokus<br />
darurat atc bandara<br />
Korban Sukhoi<br />
dok. detikfoto<br />
Awareness Warning<br />
System (TAWS) Sukhoi<br />
memberikan peringatan<br />
berupa suara “PULL<br />
UP, PULL UP”. Artinya si<br />
pilot diperingatkan agar<br />
menaikkan ketinggian<br />
pesawatnya karena ada<br />
TERRAIN (‘tembok’) yang<br />
membahayakannya.<br />
Namun peringatan itu<br />
diabaikan, dan kemudian<br />
diikuti peringatan enam kali “AVOID TERRAIN”. Peringatan<br />
itu juga tak digubris oleh pilot. Suara itu justru<br />
dimatikan. “Karena mengira ada masalah database,”<br />
kata Tatang.<br />
Menurut Tatang, tak ada andil kecelakaan yang<br />
dibuat petugas ATC di menara udara. Meski KNKT<br />
menyatakan ATC tidak bersalah dalam kasus Sukhoi,<br />
sejumlah pengamat penerbangan berpendapat ATC<br />
memiliki kontribusi dalam kecelakaan tragis tersebut.<br />
Marsekal (Purn) Chappy Hakim menyatakan ATC<br />
jelas mempunyai kontribusi karena ia tidak memberi<br />
peringatan kepada sang pilot begitu pesawat hilang<br />
dari pantauan radar. Seharusnya petugas selalu memonitor<br />
radar. Bila ada pesawat yang masuk zona<br />
bahaya harusnya diperingatkan.<br />
“Walaupun tetap terlambat, tapi harusnya sempat<br />
memperingatkan,” ujar Chappy, mantan KSAU itu.<br />
Budi tidak menampik soal tidak adanya peringatan<br />
itu. Saat itu, petugas ATC sangat sibuk. Ia menjelaskan,<br />
saat Sukhoi nahas, ada 13 pesawat lain yang dihandle<br />
petugas ATC. Si petugas mengira pilot sudah<br />
paham bahwa ia harus terbang sesuai dengan area<br />
yang diberikan. “Jadi, kesalahan bukan pada ATC,”<br />
tegas Budi. (WaN/iye)<br />
Majalah detik 24 - 30 desember 2012