You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
interview<br />
Intimidasi<br />
itu saat Pak<br />
Habibie mau<br />
jadi presiden.<br />
Senjata masuk<br />
sampai ke<br />
rumah beliau,<br />
ada saksinya,<br />
tapi itu tidak<br />
boleh kita<br />
tampilkan.<br />
Tap untuk mendengarkan<br />
Tap untuk mendengarkan<br />
Itu hanya kompilasi dari berbagai macam orang yang<br />
mencoba menjegal Pak Habibie, ada yang menjilat Pak<br />
Habibie, ada banyak sekali, kita kompilasikan lalu kita<br />
fiksikan dalam satu karakter Sumohadi. Ada yang dari<br />
sipil, pengusaha, dari angkatan, bermacam-macam,<br />
mereka menggunakan berbagai macam cara, termasuk<br />
wanita. It’s real.<br />
Bentuk intimidasi terhadap Habibie seperti apa?<br />
Intimidasi itu saat Pak Habibie mau jadi presiden.<br />
Senjata masuk sampai ke rumah beliau, ada saksinya,<br />
tapi itu tidak boleh kita tampilkan. Adegan itu sangat<br />
dramatis sebenarnya, tapi kita tidak mau membuat<br />
film yang akan menyinggung perasaan orang lain,<br />
salah satu calon presiden kita.<br />
Apa benar itu bagian yang menjadi pemicu sakit Ibu<br />
Ainun?<br />
Setelah kejadian itu Ibu Ainun langsung dibawa ke Istana<br />
Negara. Beliau menyaksikan bagaimana Pak Habibie<br />
bernegosiasi dengan pasukan hitam, saya tidak<br />
menyebut namanya, di buku ada. Itu yang membuat<br />
struktur dramatis dari filmnya. Puncak dan trigger Ibu<br />
Ainun sakit di situ. Ditambah lagi peristiwa lepasnya<br />
Timor Timur. Kalau mau komersial, klimaks itu ada di<br />
ketika rumahnya dikepung.<br />
Apakah benar Habibie menghadapi todongan senjata?<br />
Bagaimana sikapnya?<br />
Sikap beliau memang sangat perhitungan. Setiap<br />
menghadapi situasi apa pun beliau selalu kalkulatif.<br />
Persentasenya begini, begini, begini, langsung terhitung.<br />
Termasuk keputusan untuk tidak lagi menjadi<br />
presiden. Itu adalah keputusan yang sangat kalkulatif<br />
sekali. Pada saat itu situasinya menggunakan polling,<br />
Orde Baru itu maunya dihilangkan semua. Dan dia<br />
adalah bagian dari anak emas Orde Baru, mau tidak<br />
mau harus hilang. Daripada dihilangkan beliau memilih<br />
lebih baik mundur. (sIl/Iye)<br />
Majalah detik 24 - - 30 desember 2012