10.03.2013 Views

20121224_MajalahDetik_56

20121224_MajalahDetik_56

20121224_MajalahDetik_56

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ekonomi<br />

Kenaikan upah minimum<br />

akan menggerus<br />

kemampuan<br />

sektor formal dalam<br />

menyerap pekerja<br />

baru.<br />

pinjaman modal akan dibuka lebar-lebar. Selain itu<br />

juga akan ada program inkubator, semacam lembaga<br />

pendidikan yang melatih para sarjana untuk menjadi<br />

wiraswasta sehingga mampu menciptakan lapangan<br />

kerja.<br />

Berbagai program ini terdengar cukup menjanjikan<br />

dalam menciptakan lapangan kerja baru. Namun,<br />

bukan hal yang mudah untuk diwujudkan.<br />

Simak temuan Komite Ekonomi Nasional terhadap<br />

realisasi penyerapan tenaga kerja yang mengungkap<br />

hingga penghujung tahun 2012 ini pemerintah hanya<br />

mampu menyerap sekitar 180 ribu tenaga kerja untuk<br />

setiap 1% pertumbuhan. Jauh dari target pemerintah<br />

sebesar 450 ribu per 1% pertumbuhan.<br />

Laporan Bank Dunia tentang perekonomian<br />

Indonesia tahun 2012 dan outlook tahun 2013,<br />

menyebutkan kenaikan upah minimum akan<br />

menggerus kemampuan sektor formal dalam<br />

menyerap pekerja baru. Menurut analisis Bank<br />

Dunia, kenaikan upah minimum rata-rata sebesar<br />

10% akan menyebabkan lapangan kerja di sektor<br />

formal menciut hingga 1%. Padahal, jumlah angkatan<br />

kerja akan terus bertumbuh. Sepanjang 2012, jumlah<br />

angkatan kerja 670 ribu orang dibanding tahun 2011<br />

yang sebanyak 117,33 juta orang.<br />

Selain angkatan kerja yang bertambah, Kepala<br />

BPS, Suryamin mengingatkan pemerintah untuk<br />

mewaspadai gejolak ekonomi global yang dapat<br />

berimbas ke perekonomian nasional. “Menurunnya<br />

permintaan bisa mengganggu proses produksi. Kalau<br />

tidak ada yang membeli produk kita, penyerapan<br />

tenaga kerja akan berkurang,” terangnya.<br />

Ahmad Erani Yustika, Direktur Eksekutif Institute<br />

for Development of Economics and Finance (INDEF),<br />

juga pesimis target penyerapan tenaga kerja itu<br />

bakal tercapai jika pemerintah hanya fokus pada<br />

Majalah detik 24 - 30 desember 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!