05.06.2013 Views

CoMInet v1.0

CoMInet v1.0

CoMInet v1.0

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Artikel<br />

Masih Adakah Nasionalisme di Hari Bhakti Postel?<br />

Registrasi Prabayar, Effort dan Efektivitasnya<br />

Mengoptimalkan Data Hasil registrasi Prabayar<br />

Konfigurasi BTS<br />

Soft Handoff Pada Sistem CDMA2000<br />

Arsitektur jaringan UMTS<br />

Teknologi IMS pada Jaringan 3G<br />

Arsitektur Jaringan IMS<br />

Service Management Tidak Melulu “Melototi” Alarm<br />

CDMA2000, Sebuah Evolusi 3G CDMA<br />

Mengenal EDGE<br />

Mengenal SMS<br />

Mengenal GSM<br />

Mempercepat Penetrasi Dengan Sharing Infrastruktur<br />

Sekilas Tentang SQM<br />

Pemerintah: Ada Potensi BHP Frekuensi Yang Tidak Dibayarkan [Operator X]<br />

Kontroversi Sekitar Penerapan Kode Akses SLJJ 011 dan 017<br />

Kelebihan dan Kekurangan Suplyer Stok Pulsa Elektrik<br />

"Ngintip" Wireline dan Wireless<br />

Tips Berlangganan Telkomsel Flash<br />

Melihat Kembali Alokasi Frekuensi Operator GSM<br />

Alasan-Alasan Operator GSM Mengadopsi Frekuensi Hopping (SFH)<br />

Masih Adakah Nasionalisme di Hari Bhakti Postel?<br />

(riswan-September 2007)<br />

Go To Main Menu<br />

Kemarin, Kamis 27 September 2007, kita baru saja merayakan hari Bhakti Postel yang ke-62. Tahukah kita bahwa<br />

tanggal 27 September yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Bhakti Postel oleh seluruh komunitas pos dan<br />

telekomunikasi itu bermula dari diambil-alihnya Jawatan PTT (Post, Telegraph en Telephone Dienst) dari<br />

kekuasaan Pemerintahan Jepang oleh putra-putri Indonesia yang tergabung dalam Angkatan Muda Pos Telegrap<br />

dan Telepon yang disingkat AMPTT pada tanggal 27 September 1945. Dengan semangat proklamasi yang masih<br />

membara dan didasari oleh semangat perjuangan dan nasionalisme yang tinggi, para pejuang dan pemuda<br />

Indonesia yang tergabung dalam AMPTT mengambil alih PTT dan menjadikannya sebagai asset negara yang sangat<br />

berharga dikemudian hari (PT Telkom). Kalau seandainya kita bisa berkomunkasi dengan pejuang-pejuang AMPTT<br />

dulu, mungkin inilah yang mereka katakan sewaktu akan mengambil alih PTT dahulu, “Ini adalah tanah air kita,<br />

dan saat ini kita adalah bangsa yang merdeka. Maka sudah selayaknya semua asset-aset berharga yang ada di<br />

atas bumi Inonesia menjadi milik bangsa Indonesia.” Beberapa hikmah penting yang patut kita catat dari gerakan<br />

pengambilalihan PTT oleh pejuang-pejuang AMPTT ini adalah :<br />

Infrastruktur telekomunikasi adalah aset strategis dan sangat penting, sehingga sudah selayaknyalah seluruh<br />

aset-aset strategis yang ada di atas bumi Indonesia dikuasai dan menjadi milik Bangsa Indonesia.<br />

Menggunakan semua aset-aset strategis yang ada di Bumi Indonesia, termasuk telekomunikasi, untuk<br />

mendukung perjuangan bangsa serta untuk kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.<br />

Jadi, sebenarnya, semangat yang melatarbelakangi perayaaan hari Bhakti Postel ini adalah semangat untuk<br />

menguasai seluruh aset-aset telekomunikasi yang penting dan strategis serta menggunakannya untuk perjuangan,<br />

dan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.<br />

Sekarang, di tahun 2007, di hari bakti postel yang ke-62, masihkah kita memiliki jiwa serta semangat nasionalisme<br />

dan pejuangan para pejuang AMPTT dahulu? Adakah seluruh aset-aset telekomunikasi yang ada di negeri ini

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!