05.06.2013 Views

CoMInet v1.0

CoMInet v1.0

CoMInet v1.0

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

asing. Dapet untung gede dengan tanpa harus repot. Tetapi akibatnya resource dan infrastruktur 3G di Indonesia<br />

akan denganmudah dikuasai pihak asing.<br />

Lihat juga kasus penjualan XL ke Telekom Malaysia (TM Malaysia) pada tahun 2005. Dengan penjualan ini maka<br />

komposisi kepemilikan di XL saat ini menjadi sebagai berikut : Indocel Holding Sdn. Bhd. (Malaysia) sebesar 67,0%,<br />

Khazanah Nasional Berhad (Malaysia) sebesar 16,8%, Bella Sapphire Ventures Ltd. Sebesar 16%, dan sisanya<br />

sebesar 0.2%.dimiliki oleh karyawan dan public.<br />

Selain kasus jual-beli di atas, pada tahun ini, pemerintah juga telah mengeluarkan ijin bagi 10 negara asing untuk<br />

mengorbitkan satelit mereka di atas wilayah udara Indonseia. Dengan demikian maka bangsa-bangsa maju dapat<br />

dengan sesuka hati mereka mengorbitkan satelitnya di atas wilayah Indonesia, akibatnya semua wilayah Indonesia<br />

akan mampu mereka pantau, baik kondisi lingkungannya, keamanan, maupun kekayaan alamnya. Kita seperti<br />

membuka lebar-lebar pintu rahasia rumah kita yang selama ini kita tutup rapat-rapat.<br />

Deretan kasus-kasus di atas mengakibatkan hampir semua perusahaan-perusahaan telekomunikasi besar di negeri<br />

ini menjadi milik perusahaan asing, baik sebagian ataupun keseluruhan. Sehingga secara otomastis, devisa yang<br />

dihasilkan dari industri telekomunikasi di negeri ini, yang nilainya sangatlah besar, akan mengalir juga ke negaranegara<br />

yang perusahaannya memiliki saham di perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia tersebut.<br />

Selain dari sisi ekonomi, resource dan infrastruktur telekomunikasi adalah suatu hal yang sangat penting bagi<br />

suatu bangsa, yang akan sangat mendukung keamanan dan integritas bangsa tersebut. Bagaimana jadinya jika hal<br />

yang begitu penting itu dikuasai dan dikontrol oleh pihak asing. Belum lagi dengan infrastruktur telekomunikasi<br />

asing yang diperbolehkan beroperasi di wilayah Indonesai. Akibatnya pihak-pihak asing bisa saja dengan mudah<br />

mencuri informasi-informasi penting bangsa dan negara kita, yang dengan informasi itu maka melemahkan tingkat<br />

keamanan, kedaulatan, kesatuan negara kita.<br />

Untuk itu, di hari Bhakti Postel yang baru saja kita rayakan, marilah kita merenung kembali, masihkah kita<br />

memegang teguh semangat awal yang mengilhami lahirnya hari Bhakti Postel ini, yaitu rasa nasionalisme dan<br />

semangat untuk memiliki dan menggunakan infrastruktur telekomunikasi untuk membangun bangsa dan negara?<br />

Masihkah ada semangat nasionalisme dan perjuangan di tengah-tengah dunia pertelekomunikasian kita saat ini?<br />

Semoga Allah yang Maha Kuasa meneguhkan semangat para pejuang pertelekomunikasian kita dahulu di dalam<br />

jiwa-jiwa kita semua, terutama di dalam jiwa para pemimpin dan pengambil keputusan di negeri ini. Sehingga kita<br />

semua dapat menggunakan seluruh asset daninfrastruktur telekomunikasi yang ada untuk kemakmuran dan<br />

kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Aamiin.<br />

Kenapa Harus Registrasi?<br />

Registrasi Prabayar, Effort dan Efektivitasnya<br />

(Riswan-Desember 2005)<br />

Artikel<br />

Pelanggan telepon seluler di Indonesia saat ini sudah mencapai sekitar 45 juta pelanggan. Pertumbuhan pelanggan<br />

yang pesat ini dipicu dengan adanya kemudahan-kemudahan yang diperikan oleh penyedia jasa telekomunikasi<br />

seluler (operator), seperti tarif dan harga yang makin murah, serta kemudahan memperoleh kartu perdana. Saat<br />

ini orang dapat saja membeli katu perdana prabayar di kaki lima- kaki lima, di emperan toko, di bus-bus, di kereta<br />

api, dan lain-lain. Bahkan untuk membeli sebuah kartu perdana sama mudahnya dengan membeli sebatang rokok.<br />

Kemudahan memperoleh kartu prabayar ditambah dengan harganya yang sangat murah, lebih murah dari harga<br />

voucher, membentuk sebuah kebiasaan baru di lingkungan pengguna, yaitu beli-pakai dan buang. Jadi pelanggan<br />

lebih suka menggunakan kartu prabayar sebagai Calling Card, yang dibeli hanya untuk tujuan menelepon, setelah<br />

pulsanya habis maka akan dibuang dan dia akan membeli kartu perdana yang baru lagi. Di sisi lain, kemudahan dan<br />

harga yang murah ini dimanfa’atkan oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan<br />

tindakan-tindakan yang merugikan orang lain, seperti : penipuan dengan menggunakan SMS, melakukan teror dan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!