02.07.2013 Views

EKONOMI Kelas X

EKONOMI Kelas X

EKONOMI Kelas X

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

184<br />

1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi<br />

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator utama untuk<br />

mengetahui kinerja perekonomian. Suatu perekonomian dikatakan<br />

mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasa<br />

meningkat daripada tahun sebelumnya. Besarnya produksi barang dan<br />

jasa ini disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB).<br />

Jadi, yang disebut sebagai ”pertumbuhan ekonomi” tidak lain adalah<br />

peningkatan nilai total barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah<br />

perekonomian.<br />

Pemerintah dalam hal ini berkepentingan memantau perkembangan<br />

pertumbuhan PDB baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.<br />

Mengapa demikian? Dengan PDB, pemerintah dapat mengukur<br />

besarnya dampak, efektivitas, dan efisiensi campur tangan pemerintah<br />

terhadap perekonomian.<br />

Pada periode tahun 1970–1980 Indonesia pernah mengalami masamasa<br />

pertumbuhan ekonomi tinggi, yaitu rata-rata 8% per tahun. Namun,<br />

setelah krisis multidimensional tahun 1997, pertumbuhan ekonomi<br />

Indonesia cenderung rendah. Berdasarkan data dari BPS, rata-rata<br />

pertumbuhan ekonomi antara tahun 2001 hingga 2005 hanya sebesar<br />

4,7% (tidak lebih dari 5% per tahun). Rendahnya pertumbuhan ekonomi<br />

ini mengakibatkan menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat dan<br />

munculnya berbagai masalah sosial yang mendasar misalnya<br />

pengangguran.<br />

Kebutuhan Investasi untuk Menunjang Pertumbuhan<br />

Ekonomi<br />

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,7 persen, Indonesia<br />

setidaknya membutuhkan investasi Rp716 triliun. Angka tersebut jauh dari<br />

investasi pemerintah yang dianggarkan dalam APBN 2006 sekitar Rp169<br />

triliun. Pembiayaan investasi membutuhkan upaya keras. Dari sisi<br />

pemerintah, stimulasi fiskal dalam bentuk belanja modal diharapkan dapat<br />

terlaksana dan hambatan administratif tidak terjadi lagi.<br />

Sumber lainnya adalah kredit perbankan yang diperkirakan bisa<br />

mencapai Rp146 triliun atau 20,4 persen dari total keperluan investasi.<br />

Sumber pembiayaan terbesar adalah dari eksternal yang mencapai Rp338,9<br />

triliun atau 47 persen dari total keperluan investasi.<br />

Pembiayaan eksternal meliputi investasi asing langsung sebesar<br />

Rp165,6 triliun dari aliran masuk dari luar negeri, termasuk pinjaman dan<br />

surat-surat berharga Rp173,3 triliun. Sedangkan sisanya dari pasar modal<br />

dan lembaga keuangan nonbank senilai Rp62,1 triliun.<br />

Dari sisi eksternal, masuknya investasi asing langsung membutuhkan<br />

konsistensi dalam menjaga kestabilan politik dan ekonomi. Sedangkan dari<br />

sisi perbankan, butuh konsolidasi terus-menerus. Langkah ini dibutuhkan<br />

<strong>EKONOMI</strong> <strong>Kelas</strong> X

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!