07.06.2014 Views

laporan akhir kampanye hutan geumpang, kompleks ... - RarePlanet

laporan akhir kampanye hutan geumpang, kompleks ... - RarePlanet

laporan akhir kampanye hutan geumpang, kompleks ... - RarePlanet

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

mendapatkan beberapa latihan selama masa pelatihan yang dibantu oleh para mentor Rare. Bagi Manajer Kampanye, operasionalisasi piranti ini di<br />

lapangan telah memudahkannya tak hanya membuat untuk membuat tabel dan analisis Penjajakan Peringkat Ancaman, tetapi juga sangat visual.<br />

Perangkat lunak Miradi juga memudahkan untuk mengisolasi rantai-rantai faktor yang bersangkutan dan untuk mengeditnya kembali dengan<br />

penambahan wawasan yang diperoleh dari percakapan terarah (wawancara mendalam) yang kami laksanakan untuk memvalidasi langkah-langkah awal<br />

proses perencanaan.<br />

Pada <strong>akhir</strong>nya, pilihan pengelolaan dan proses BRAVO berjalan lancar. Walaupun pada awalnya, telah membuat bingung manajer <strong>kampanye</strong> mengenai<br />

operasionalisasi BRAVO ini. Kriteria penilaian yang terdapat dalam BRAVO telah memudahkan Manajer Kampanye menganalisa kebutuhan dan<br />

kemungkinan resiko dari program yang diusulkan. Pada saat <strong>kampanye</strong> sedang berjalan, kami menyadari bahwa kami luput pada satu substansi penting<br />

yang tak tercakup secara detail dalam BRAVO, yang ternyata berpengaruh besar bagi <strong>kampanye</strong> ini. Yakni kekurang akuratan kami menilai bahwa<br />

keterlibatan pemerintah lokal itu jauh lebih penting dalam <strong>kampanye</strong> ini. Beberapa masalah sebenarnya dapat dipecahkan dan dicarikan solusi jika saja<br />

pemerintah lokal diajak turut serta secara aktif selama proses berlangsungnya <strong>kampanye</strong> ini. Permasalahan tata batas ataupun sosialisasi tata batas,<br />

seperti yang sudah disebutkan diatas, memiliki dampak penting bagi keberhasilan <strong>kampanye</strong> ini secara luas.<br />

Jika dipikirkan kembali, seharusnya strategi <strong>kampanye</strong> kami menjangkau tiga sasaran:<br />

Pilihan strategi 1: Peningkatan kapasitas petani dengan beragam pelatihan teknik pertanian menetap. Melalui pendampingan petani untuk<br />

system intensifikasi dan pengembangan kebun demplot agroforestry secara bertahap dan kontinu dalam masa beberapa tahun.<br />

Pilihan strategi 2: Peningkatan pengetahuan konservasi dengan <strong>kampanye</strong> pendidikan dan penyadartahuan. Adalah penting menjangkau<br />

basis konstituensi yang jauh lebih besar, dengan melibatkan masyarakat banyak dan serta anak-anak sekolah dengan beragam pendekatan dan<br />

program yang berbasis lokal.<br />

Pilihan strategi 3: Pengurangan dampak perluasan lahan dengan penetapan dan sosialisasi aturan. Kecenderungan perluasan lahan dapat<br />

saja dikurangi (minimalisir) sejauh masyarakat mendapatkan informasi tentang kawasan <strong>hutan</strong> lindung yang ada disekitar mereka. Atau dapat<br />

saja mereka membuat aturan mereka sendiri untuk menangani masalah ini.<br />

Ketiga pilihan sasaran diatas seharusnya dijalankan secara bersamaan dalam <strong>kampanye</strong> ini. Nyatanya, kami memiliki beberapa rintangan dalam<br />

menjalankan pilihan strategi ketiga. Keterbatasan sumber daya, pengurangan anggaran lembaga 4 di tengah tahun berjalan dan situasi internal lembaga<br />

telah mempengaruhi sedikit banyak pengembangan lebih lanjut pilihan-pilihan strategi di atas untuk mencapai sasaran. Namun begitu, beberapa hal<br />

menunjukkan kontribusi kesuksesan dari <strong>kampanye</strong> ini yang harus dipertahankan. Misalnya peningkatan kapasitas petani dan kelompok tani tak hanya<br />

4 Pengurangan anggaran di masa-masa krusial <strong>kampanye</strong> (2010) menjadi faktor penting yang menyebabkan beberapa kegiatan tidak dapat dilakukan secara maksimal. Dari dana 20,000 USD total keseluruhan<br />

anggaran selama 2 tahun masa <strong>kampanye</strong> tahun 2008-2010, sebanyak 70% dana yang dapat digunakan selama periode tersebut (termasuk biaya penyelenggaraan kegiatan, produksi sebagian material, survey pra<br />

dan paska, dan biaya teknis/operasional). Oleh karena situasi keuangan lembaga , sisa 30% dana tidak dapat diakses pada quarter <strong>akhir</strong> masa <strong>kampanye</strong> (2010) yang menjadi masa krusial dari kegiatan <strong>kampanye</strong><br />

ini. Situasi keuangan lembaga, dipengaruhi oleh ber<strong>akhir</strong>nya proyek AFEP (Aceh Forest Enviromental Program- Program rehabilitasi <strong>hutan</strong> dan lingkungan Aceh) yang didanai MDF-WB. Berhenti pada bulan<br />

Juni 2010, sebagai masa <strong>akhir</strong> proses proyek rehabilitasi bencana tsunami di Aceh.<br />

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010<br />

82

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!