23.01.2015 Views

Aceh Damai Dengan Keadilan? Mengungkap Kekerasan ... - KontraS

Aceh Damai Dengan Keadilan? Mengungkap Kekerasan ... - KontraS

Aceh Damai Dengan Keadilan? Mengungkap Kekerasan ... - KontraS

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

MELAWAN IMPUNITY, MENUNTUT KEADILAN KEJAHATAN HAM MASA LALU DI ACEH<br />

termasuk pimpinan <strong>Aceh</strong> Merdeka, para transmigran dan orang<br />

luar <strong>Aceh</strong> ini telah mengambil hasil dari pertumbuhan industri<br />

dan pengeluaran pembangunan pemerintah, sementara itu pada<br />

waktu yang sama pendatang dianggap bertingkah laku tidak<br />

sesuai dengan kebiasaan setempat dan agama. Orang <strong>Aceh</strong> mulai<br />

menganggap bahwa meningkatnya pelacuran, perjudian, dan<br />

praktek-praktek lain yang dianggap haram telah mempengaruhi<br />

kehidupan orang <strong>Aceh</strong>. Pemimpin <strong>Aceh</strong> Merdeka semakin<br />

menguatkan tuduhan bahwa “imperialis Jawa” mematikan<br />

budaya mereka. 5<br />

Segala permasalahan diatas telah membangun potensi amok<br />

di tengah masyarakat dalam menyuarakan protesnya. Pada bulan<br />

Mei 1988, orang - orang desa dari daerah Idi Cut <strong>Aceh</strong> Timur,<br />

telah membakar markas polisi setempat karena ada laporan<br />

sebelumnya bahwa pejabat polisi ditempat itu telah melakukan<br />

pelecehan seksual terhadap seorang perempuan setempat. Pada<br />

30 Agustus 1988, telah terjadi aksi pembakaran sebuah cottage di<br />

Lhokseumawe <strong>Aceh</strong> Utara karena dianggap sebagai tempat<br />

pelacuran terselubung. Pada 10 Maret 1989 terjadi keributan<br />

dalam sebuah pertunjukkan Oriental Sirkus Indonesia. Hal ini<br />

diawali karena masyarakat merasa terganggu dengan publikasi<br />

acara pertunjukkan yang dilakukan dengan pengeras suara<br />

bersamaan dengan suara adzan dari mesjid, tanda panggilan<br />

shalat dalam tradisi islam. Selain itu para aktor dan artisnya<br />

menggunakan pakaian yang minim dan menonjolkan aurat. 6<br />

Pada bulan Maret 1989, diperkirakan 8.000 orang membuat<br />

kerusuhan di Lhokseumawe dengan merusak sebuah bangunan<br />

milik militer. Kemudian pada bulan yang sama tentara dan polisi<br />

memobilisir sekitar seribu personil untuk mencegah rencana<br />

5<br />

Amnesti Internasional, “Shock Terapy: Sebagai Tindakan Pemulihan Ketertiban di <strong>Aceh</strong> 1989<br />

- 1993”, (Laporan HAM, 1993), hal.6.<br />

6<br />

Otto Syamsuddin Ishak, Sang Martir Teungku Bantaqiah, (Jakarta: Yappika, 2003), hal. 57.<br />

20

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!