luka (Shitaba et al., 1997; Draye et al., 1998; Ulubayram et al., 2001). Saat ini, penelitiandifokuskan pada percepatan perbaikan luka dengan perancangan secara sistematis padabahan penutup. Misalnya penggunaan bahan yang berasal dari bahan biologis seperti kitin<strong>dan</strong> turunannya, yang mampu mempercepat proses penyembuhan pada tingkat molekul,seluler, <strong>dan</strong> tingkat sistemik. Kitin telah tersedia <strong>dan</strong> dapat diperoleh dari bahan biologisyang murah dari kerangka invertebrate serta dinding sel jamur. Kitin adalah ikatanpolimer linier 1,4 yang terdiri dari residu N-acetyl-D-Glucosamine. Kitin <strong>dan</strong> turunannyakitosan, mempunyai sifat yang biokompatibel, biodegradabel, tidak beracun, antimikroba<strong>dan</strong> hydrating agent. Karena sifat ini, baik kitin maupun kitosan menunjukkanbiokompatibilitas yang baik <strong>dan</strong> efek positif pada penyembuhan luka. Penelitiansebelumnya menunjukkan bahwa kitin yang digunakan berbasis penutup dapatmempercepat perbaikan kontraksi jaringan luka <strong>dan</strong> mengatur sekresi dari mediatorinflamasi seperti interleukin 8, prostaglandin E, interleukin 1 , <strong>dan</strong> lain-lainya(Bottomley et al, 1999.; Willoughby <strong>dan</strong> Tomlinson, 1999). Kitosan merupakan hemostat,yang membantu dalam pembekuan darah secara alami. Kitosan secara bertahapterdepolimerisasi untuk melepaskan N-acetyl- -D-glukosamin, yang memulai poliferasifibroblast, membantu dalam memberikan perintah deposisi kolagen <strong>dan</strong> merangsangpeningkatan sintesis tingkat asam hyaluronic alami pada lokasi luka. Ini membantupercepatan penyembuhan luka <strong>dan</strong> pencegahan bekas luka (Paul <strong>dan</strong> Sharma, 2004).Kitin <strong>dan</strong> kitosan tampaknya akan menjadi bahan penutup luka yang dapatdiunggulkan. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jayakumar dkk pada tahun 2011,menunjukkan bahwa bahan berserat yang berasal dari kitin <strong>dan</strong> turunannya memiliki sifatsifatketahanan yang tinggi, biokompatibilitas yang baik, rendah toksisitas, dapatmenyerap cairan <strong>dan</strong> aktivitas antibakteri sehingga akan mempercepat penyembuhan.Untuk meningkatkan sifat penyembuhan luka, kitin <strong>dan</strong> kitosan berbasis membran telahdikembangkan dengan mencampurkan ke dalam beberapa polimer.Penelitian yang telah dilakukan oleh David R. Rohindra dkk pada tahun 2004menunjukkan bahwa pencampuran kitosan dengan glutaraldehid dapat diaplikasikansebagai hidrogel. Jumlah air bebas dalam hidrogel menurun dengan meningkatnya ikatansilang dalam hidrogel. Hidrogel berbasis kitosan menunjukkan biokompatibel yang baik,degradasi rendah <strong>dan</strong> cara pengolahannya mudah. Kemampuan dari hidrogel untukmengembang <strong>dan</strong> dehidrasi tergantung pada komposisi <strong>dan</strong> lingkungan yang telahdimanfaatkan untuk memfasilitasi berbagai aplikasi seperti pelepasan obat,biodergradibilitas <strong>dan</strong> kemampuan untuk membentuk hidrogel (Li Q et al. 1997).Pencampuran kitosan dengan polimer lain (Park <strong>dan</strong> Nho, 2001; Shin et al. 2002; Zhu et106 <strong>Jurnal</strong> <strong>Fisika</strong> <strong>dan</strong> <strong>Terapannya</strong> |Vol.1, No.1, <strong>Januari</strong> <strong>2013</strong>
al.2002) <strong>dan</strong> ikatan silang mereka berdua adalah metode yang tepat <strong>dan</strong> efektif untukmemperbaiki sifat fisik <strong>dan</strong> mekanik kitosan untuk aplikasi praktis. Studi dilakukan padatikus menggunakan ikatan silang antara kitosan <strong>dan</strong> glutaraldehid (Jameela et al. 1994)menunjukkan toleransi yang menjanjikan pada jaringan hidup dari otot tikus.METODE PENELITIANProsedur pembuatan larutan kitosan adalah sebagai berikut : kitosan dilarutkan kedalam asam asetat 1% pada temperatur ruang <strong>dan</strong> dibiarkan semalam dengan pengadukanmekanik terus menerus untuk mendapatkan larutan 1% (b/v). larutan kitosan kentalberwarna kuning pucat disaring untuk menghilangkan materi yang tidak larut.Prosedur pembuatan hidrogel sebagai berikut : larutan glutaraldehid 1 % denganrasio mol berbeda ditambahkan ke dalam larutan kitosan. Larutan tersebut diaduk selama30 menit dalam suhu ruang sampai viskositasnya meningkat. Hidrogel yang terbentuk,dituang lalu diratakan pada plat kaca yang sudah dilapisi kasa steril sebelumnya. Dankemudian dikeringkan dalam suhu ruang selama 7 hari (proses dilakukan dengan keadaanlingkungan steril).Penelitian ini menggunakan uji FTIR, kemampuan absorbsi, <strong>dan</strong> uji in vivo untukmendapatkan karakteristik hidrogel yang terbaik. Diagram penelitian ini ditunjukkan padagambar dibawah ini.<strong>Jurnal</strong> <strong>Fisika</strong> <strong>dan</strong> <strong>Terapannya</strong> |Vol.1, No.1, <strong>Januari</strong> <strong>2013</strong> 107
- Page 2:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYAVOLUME
- Page 11 and 12:
Crisp, John dan Elliot, Barry, 2008
- Page 16 and 17:
Gambar 1. Spektrum kitosanDari spek
- Page 18 and 19:
Gambar 3. Pengaruh variasi komposis
- Page 20 and 21:
polimer. Dalam hal ini molekul peml
- Page 22 and 23:
Pada pembahasan sebelumnya telah di
- Page 24 and 25:
terbaca belum ada gugus fungsi baru
- Page 26 and 27:
Bergenia H.A., 1982, Reserve osmosi
- Page 28 and 29:
PENDAHULUANSemen gigi merupakan bah
- Page 30 and 31:
HASIL DAN PEMBAHASANHasil Uji XRDGr
- Page 32 and 33:
Fraksi Volume (%)Grafik Fraksi Volu
- Page 34 and 35:
Kekuatan Tekan (MPa)Tabel 3. Hasil
- Page 36 and 37:
seng fosfat dan nano ZnO dengan var
- Page 38 and 39:
Combe,E.C,, 1992, Sari Dental Mater
- Page 40 and 41:
PENDAHULUANSurvey kesehatan yang di
- Page 42 and 43:
Gambar 2. Diagram blok penelitianDa
- Page 44 and 45:
Keterangan:ABCD: Program merekam fr
- Page 46 and 47:
Keterangan:zΔdλ= cacahan frnji= p
- Page 48 and 49:
Rumus koefisien muai termal:Gambar
- Page 50 and 51:
Firdausy K, Hana M,K, 2010, Purwaru
- Page 52 and 53:
Studi Teori dan Eksperimen Sensor P
- Page 54 and 55:
Gambar 1. Desain Sensor Pergeseran
- Page 56 and 57:
SET UP EKSPERIMENSet up eksperimen
- Page 58 and 59:
(a)(b)(c)Gambar 6. Grafik Sensor Pe
- Page 60 and 61: Dari hasil regresi linier yang ditu
- Page 62 and 63: Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra
- Page 64 and 65: Gambar. 1 Arsitektur Backpropagatio
- Page 66 and 67: Pelatihan data dilakukan dengan mem
- Page 68 and 69: KESIMPULAN1. Perancangan sistem per
- Page 70 and 71: PENDAHULUANPerkembangan teknologi e
- Page 72 and 73: oksigen menyerap panjang gelombang
- Page 74 and 75: Gambar 4. Diagram Blok OksimeterLED
- Page 76 and 77: HASIL DAN PEMBAHASANPengujian ini m
- Page 78 and 79: DAFTAR PUSTAKAAdil, Ratna dan M.Roc
- Page 80 and 81: Desain Sistem Deteksi Kerusakan Jar
- Page 82 and 83: kamera telah terinstall sebelumnya.
- Page 84 and 85: HASIL DAN PEMBAHASANFrame grabber u
- Page 86 and 87: Tabel 3. Rata-rata intensitas freku
- Page 88 and 89: Inspector 2.1 diketahui bahwa kalib
- Page 90 and 91: Tabel 2. Hasil run program pengukur
- Page 92 and 93: Teknik Ekstraksi Fitur Tekstur dan
- Page 94 and 95: PENDAHULUANSetiap tahun kebutuhan b
- Page 96 and 97: gumpalan kolagen disaring dengan ke
- Page 98 and 99: kolagen dari cakar ayam dengan kola
- Page 100 and 101: yang dapat diamati adalah bentuk ma
- Page 102 and 103: Ukuran Makroporus(µm)1000800600400
- Page 104 and 105: Persentase Sel Hidup (%)11010910810
- Page 106 and 107: Develioglu, H., Koptagel, E., Gedik
- Page 108 and 109: Pembuatan Hidrogel Kitosan - Glutar
- Page 112 and 113: Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan
- Page 114 and 115: E = X 100 %Dimana E adalah persenta
- Page 116 and 117: Penyembuhan luka melibatkan integri
- Page 118 and 119: absorbsinya dikarenakan rantai NH 2
- Page 120: Jayakumar, R., Prabaharan, M., Sudh