You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Catatan</strong> <strong>Seorang</strong> <strong>Pejalan</strong><br />
jaraknya jauh dari bumi. Pandangan mata ini tak sejati dan kadang<br />
tertipu oleh jarak.”<br />
Eyang menepuk bahu. “Di luar angkasa ‘kan berbeda dengan<br />
bumi, lalu bagaimana mengukur jaraknya?” pertanyaan Eyang kembali<br />
terdengar.<br />
“Dengan menggunakan cahaya. Tahun cahaya,” jawab saya.<br />
“Tahun cahaya? Seperti apa, Neng?” Eyang tampak antusias.<br />
“Di luar angkasa ‘kan hampa udara, dan hanya cahaya yang<br />
mampu menembus ruang hampa udara. Makanya digunakan kecepatan<br />
cahaya untuk mengukur jaraknya. Tahun cahaya itu adalah jarak yang<br />
ditempuh oleh cahaya selama satu tahun. Kecepatan cahaya 3x10^8 M/s.<br />
Artinya, dalam waktu satu detik, cahaya menempuh jarak sebesar<br />
300.000 km. Untuk waktu satu tahun, ya tinggal dikonversikan.”<br />
“Gimana cara mengkonversinya? Gak lupa, ‘kan, waktu kuliah<br />
dulu?” Eyang tersenyum.<br />
Pertanyaannya menguji. “Kecepatan cahaya dalam waktu satu<br />
detik, dikalikan dengan enam puluh detik, untuk mendapatkan<br />
kecepatan cahaya selama satu menit. Lalu hasilnya dikalikan dengan<br />
enam puluh menit, untuk mendapatkan kecepatan cahaya selama satu<br />
jam. Hasilnya dikalikan dengan dua puluh empat, untuk mendapatkan<br />
kecepatan cahaya selama satu hari. Kemudian, hasilnya dikalikan dengan<br />
364,25 hari, untuk mendapatkan kecepatan cahaya selama satu tahun.<br />
Begitu, Yang.” [Cara pengkonversiannya lihat di bawah]<br />
“Berapa tahun cahaya jarak bintangnya?” kembali Eyang<br />
bertanya.<br />
“Ya, tergantung, Yang. Yang paling dekat dengan bumi, bintang<br />
Centauri, kalau gak salah, jaraknya 4,3 tahun cahaya.”<br />
[Ratu Marfuah] 58