20.04.2017 Views

Catatan Seorang Pejalan

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Catatan</strong> <strong>Seorang</strong> <strong>Pejalan</strong><br />

“Kembalilah pada Gusti Allah, pada budaya, pada ibu pertiwi,<br />

pada asal usul dan pada kesejatian diri, hingga bisa selamat di dunia dan<br />

akhirat. Tak menjadi makanannya jin dan setan, seperti yang dibilang<br />

Sabdopalon.” Tubuh ini bergetar kala teringat tentang kemarahan<br />

Sabdopalon.<br />

Beliau tersenyum, “Perlu perenungan yang mendalam dan<br />

ketajaman pemahaman dalam mengartikan kesusastraan kuno. Sanepan<br />

dan silokanya banyak membuat tergelincirnya pemikiran.” Saya<br />

mengangguk. “Gimana, mau tetap belajar mendalang?” tanya itu<br />

mengejutkan.<br />

“Saya susah menghapal Mbah, apalagi kalau harus menghapal<br />

kisah Mahabrata dan Ramayana yang begitu kompleks.”<br />

Beliau tertawa, “Padukanlah nuansa kekinian dengan masa lalu,<br />

hingga yang terjadi kemudian adalah nuansa baru yang menyegarkan.<br />

Apa pun bentuknya, terserah saja. Hanya yang harus diingat,<br />

pergunakanlah budaya sebagai alatnya. Jadilah bangsa yang berbudaya,<br />

yang berolah budi dan berolah rasa. Paham, Nduk?” Lagi-lagi saya hanya<br />

mengangguk.<br />

“Mengenai sejarah yang kacau dan simpangsiur, kelak akan ada<br />

orang yang meluruskannya, membongkar kembali semua yang sengaja<br />

di timbun. Waktunya nanti, menjelang akhir. Sosok yang disebut sebagai<br />

Satrio pinandito sinisihan wahyu itu akan muncul. Heru Cakra akan<br />

memerbaiki semuanya. Imam Mahdi akan mengambil peranan,<br />

mengembalikan dunia pada kedamaian, seperti dahulu. Indonesia akan<br />

kembali gemah ripah loh jinawi, menjadi mercusuar dunia.” Mbah<br />

terdiam. Entah apa yang ada dalam pikirannya.<br />

“Wis…sudah beres. Nanti boleh, kan, Nduk, kalau saya mau<br />

ngobrol lagi?” Saya terkejut, hampir tak memercayai apa yang saya<br />

dengar. “Ndak boleh toh Nduk?” Beliau menegaskan.<br />

[Ratu Marfuah] 89

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!