20.04.2017 Views

Catatan Seorang Pejalan

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Catatan</strong> <strong>Seorang</strong> <strong>Pejalan</strong><br />

kesadaran Sang Dalang (ruh) dalam mengolah pertunjukan secara apik,<br />

hingga ketika waktunya usai, usai pula seluruh pertunjukan kehidupan<br />

yang tengah dikisahkannya,” lanjutnya. Saya diam, menunggu<br />

penjelasan selanjutnya.<br />

“Kok gak tanya lagi Nduk? Takut disuruh menjawab sendiri, ya?<br />

Hehehe,” ledek Kyai Said. Saya tersenyum lebar. “Seperti Dalang yang<br />

ternyata tunduk pada yang mengundangnya, Kyai Sepi. Maka<br />

sesungguhnya ruh ini tunduk pada alam semesta. Alam semestalah yang<br />

mengarahkan jalannya cerita nasib manusia, karena alam semestalah<br />

yang menumbuhkan hukum karmapala,” lanjutnya. Kyai Said kemudian<br />

terdiam, mungkin memberi kesempatan saya berbicara.<br />

“Yai…hukum karmapala itu maksudnya hukum aksi-reaksi, ya?”<br />

tanya saya. Kyai Said terlihat tak memahami ucapan saya. “Itu Yai, sama<br />

seperti hukum karma. Hukum aksi-reaksi bilang, jika kita akan menerima<br />

balasan dari hal yang kita lakukan atau pun yang kita ucapkan. Seperti<br />

kata pepatah, ‘Siapa yang menanam, pasti akan menuai.’ Ada lagi yang<br />

namanya hukum sebab-akibat (hukum kausalitas). Walau namanya<br />

berbeda, tapi maksudnya sama dengan hukum aksi-reaksi. Nyatanya<br />

hukum karma itu ada, walau tak tertulis, ya, Yai?” Kyai Said terlihat sudah<br />

memahami ucapan saya.<br />

“Wah…untuk satu arti, kok namanya banyak. Nah, hukum<br />

karmapala, atau hukum aksi-reaksi, atau hukum sebab-akibat, itulah<br />

yang dinamakan takdir yang kita tuliskan sendiri atas diri kita.”<br />

Pernyataan itu membuat saya bingung hingga akhirnya<br />

bertanya, “Takdir ‘kan yang menulisnya Gusti Allah, masa diri kita sendiri,<br />

Yai?”<br />

Kyai Said tersenyum, “Takdir itu ada dua; takdir yang dituliskan<br />

Allah di Lauh Mahfudz dan takdir yang kita tuliskan sendiri. Maksudnya<br />

takdir yang kita tuliskan sendiri itu adalah balasan dari segala perbuatan<br />

yang kita lakukan. Ingat ‘kan tadi, Kyai Sepi itu adalah alam semesta<br />

[Ratu Marfuah] 76

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!