You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Catatan</strong> <strong>Seorang</strong> <strong>Pejalan</strong><br />
“Benar, Nduk?” tegas Kyai Said.<br />
“Nggih Yai, tapi itu cuma impian iseng. Kan saya belum bisa<br />
ngedalang.”<br />
Kyai Said tersenyum, “Mari kita bahas bersama tentang<br />
wayang. Ide bagus, kan, Nduk, dari pada tantingan lagi?”<br />
Romo menyenggol tangan, “Kayaknya impian konyolnya bakal<br />
terwujud nih. Dalang baru akan lahir.”<br />
Saya menatap Romo, “Dalang edan, Mo.”<br />
Romo bergantian menatap, “Lah ‘kan edannya udah dari lama.<br />
Ugan Abrar aja bilang kalau Kroto lebih edan dari Sujiwo Tejo.” Pipi saya<br />
menggelembung. Tawa Romo berderai, diikuti tawa yang lainnya. Kyai<br />
Said berdehem, derai tawa pun berhenti.<br />
“Dalam sebuah pergelaran wayang, apa saja yang harus ada?”<br />
Kyai Said terlihat serius.<br />
“Wayang, dalang, kelir 8 , blencong 9 , seperangkat gamelan dan<br />
niyaga 10 , serta sinden, penonton, dan penanggapnya,” jawab saya<br />
mantap, tersebab masih mengingat bacaan semalam yang berkisah<br />
tentang wayang.<br />
“Wiss…rupanya sudah mulai membaca tentang wayang, ya?”<br />
Saya tersenyum mengiyakan.<br />
“Dari wayang, dalang, kelir, dan blencong, mana yang lebih tua,<br />
Nduk?” tanya Kyai Said. Pertanyaan yang membuat saya terkejut, dan<br />
akhirnya hanya bisa menggaruk kepala yang tak gatal.<br />
8 Layar putih besar yang digunakan untuk menangkap bayangan wayang<br />
9 Lampu yang digunakan untuk menerangi pertunjukkan wayang. Diletakkan di atas dalang<br />
10 Penabuh gamelan<br />
[Ratu Marfuah] 71